Lihat ke Halaman Asli

katakatakusampan

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam berubah menjadi dingin
Menyekap tiap inci tubuh yang masih mau mengelak
Aku telah berdusta
Lemah ini harusnya aku ucap

Berpisah dgnmu adalah sengsara,
berjarak darimu seperti tak berdaya,
berjauh darimu lbh dari celaka
Aku telah berdusta dengan luar biasa

Dimuka pintu aku tabur ajimat,
didepan kaca aku ucap mantra
Tapi semua hanyalah pura - pura,
aku tak lebih dari pembohong besar

Manisku sayang
Dimanapun kini mimpi membawamu berlayar dan jarak kita milyaran jumlahnya,
aku yakin kau merasa
Aku merindu

Rindu sudah jadi lautan
dan malam dan dingin tak lagi mampu menahan
Aku ingin berlayar,
mengayuh sampan menuju rumahmu

Manisku sayang sudah aku mengayuh,
sudah jauh bertaruh dilautan.
Dua kali aku tersapu badai tapi aku masih bisa bangun lagi.
Bila pagi tiba, aku ingin ada dipelukmu.

Kata - kataku adalah sampan.
Tiba dimatamu, terbaca olehmu dan simpanlah sehari penuh.
Tanpa dusta, bukan untuk jadi ajimat apalagi mantra
Tapi untuk sabar menunggu tiba waktu bersama. Sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline