Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi begitulah pepatah yang menggambarkan inisiatif dari para Alumni 84-SMAN 45 Jakarta, yang lebih akrab dipanggil Concorde 84, tahun waku kami sekolah pesawat condorde sedang viral saat itu, menjawab tantangan menghadapi dampak Covid 19 yang banyak membuat teman dan masyarakat sekitar terkapar baik secara kesehatan dan terutama ekonomi. Ide yang berawal dari pengamatan setiap hari di lingkungan sekitar dan isu viral di media sosial menggerakkan alumni SMA yang masih berjiwa muda ini untuk mulai bertindak dan bergotong-royong untuk membantu mengatasi problema ini. Disamping itu juga sekaligus ikut bertanggung-jawab walaupun tidak seberapa kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada teman-teman alumni baik yang satu angkatan maupun yang diatas dan dibawahnya.
Disadari dampak Virus Corona memang akan terus berlangsung karena vaksin penangkalnya belum diketemukan dan klimaksnyapun di Indonesia, banyak pengamat mengatakan belum terlihat sehingga kurva jumlah pasien yang positif terkena dan mungkin yang meninggal akan masih banyak, namun para alumni berpikir kalau tidak sekarang kapan lagi bisa ikut serta membantu.
Bukan bermaksud sombong atau sok kaya, para alumni ingin kegiatan ini dilakukan tanpa gembar-gembor, alhasil ide yang hanya digodok 1-2 minggu ini akhirnya terwujud dengan sukses dan bantuan yang dipersiapkan tersalurkan secara baik dan terukur.
Tidak banyak bantuan sembako yang disiapkan pada awalnya sebenarnya namun dengan semakin tingginya kepekaan kepada yang terkena dampak disamping adanya kentalnya kepedulian ibarat promosi lips-service, alhamdulillah jelang hari Hnya, jumlah sumbangan malah bertambah jadi dua kali lipat. Banyak dari penyumbang merasa teman-teman yang mungkin mengalami musibah bukanlah karena kemauan mereka atau kinerja mereka buruk namun melihat keadaan umumnya di negeri 62 ini banyak bidang usaha yang gulung tikar dan mati suri akibat virus corona ini seperti di bidang jasa perhotelan, transportasi, garmen , manufaktur , otomotif dan lain-lain sehingga menggugah hati kecil mereka untuk ikut serta membantu.
Kegiatan Tali Kasih ini sebenarnya kegiatan rutin yang dilaksanakan Iluni 84 (Ikatan Alumni 84), SMAN 45 Jakarta, setiap tahunnya dan biasanya dilakukan saat Ramadan dan umumnya memberikan donasi kepada para yatim piatu. Namun khusus untuk tahun ini kita mengubah target yang menerima donasi ini yaitu rekan-rekan alumni sekaligus karena masih di bulan Syawal 1441 H, kita adakan acara halal bihalal kecil-kecilan.
Pada saat perhelatan memang terasa berbeda, ibarat di rumah sakit, kami mematuhi protokol kesehatan untuk menggunakan minimal masker, sarung tangan dan face-shield. Sebelum masuk ke area perhelatan, setiap peserta harus mencuci tangan dengan hand-sanitizer dan membersihkannya dengan air yang mengalir. Wah infonya kayak jubir Gugus Tugas Penanggulangan Covid 19, pilih yang mana Pak Yuri atau Dokter cantik Reisa? Ya kita nggak lihat orangnya tapi pesannya, karena penyakit ini sungguh dahsyat dampaknya dan di negeri ini sudah lebih dari 2000 orang wafat. Jadi hati-hati dan waspada jadi pedoman tiap peserta untuk hadir dan pulang dengan selamat.
Tidak banyak basa-basi dalam kegiatan ini, dimulai jam 10:00 pagi dan berakhir jam 13:00 siang dan dilakukan di udara terbuka, karena kami paham, bila tidak higienis, ruang tertutup dan ber aircon bisa jadi tempat penyebaran virus yang tampangnya seperti durian montong ini. Dan terlihat lucu ketika beberapa teman berbicara dan bercanda , lawan bicaranya tidak merespon, karena bicara menggunakan masker perlu volume suara yang keras, dan lucunya ketika ada teman bercanda dan tidak direspon balik, teman ini bercerita lagi sambil dibuka maskernya, dan baru akhirnya yang mendengar mengerti guyonannya itu. New Normal, New Habit, dan New apa aja....Lol.
Menurut Bambang Widjonarko, koordinator acara dan Checep Zahrudin, salah satu donatur acara, kegiatan Berbagi ini adalah perwujudan alumni sesama angkatan, yang kebetulan beruntung dan ibarat kacang yang tidak lupa akan kulitnya. Mereka bersepakat ,yuk saatnya kita berbagi dan bertenggang rasa. Mungkin karaokean, olahraga dan traveling alumni kerap lakukan, tapi khusus untuk tahun ini, kepekaan sosial kita gaungkan agar bisa memberdayakan mereka yang sedang terpuruk.
Memberdayakan bukan hanya dengan bersikap tangan diatas saja namun kami juga mewujudkan di akhir acara dengan menikmati jajanan tukang jualan sekitar yang juga pasti banyak terpuruk karena corona. Alhasil kami pun meminta tukang jualan es doger, somay dan bajigur untuk hadir dan menjajakan produknya dan ahamdulillah kami bisa ikut menikmati senyum cerah di wajah mereka setelah jualannya ludes.
Panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang menjadi panitia sekaligus penyandang dana kegiatan ini seperti BW, Checep Z, Ariyanti, Menzie, Awong, Johan, Toni, Mega, Riboet, Thamrin, Maman, Irsan, Abu, Toto, Andan, Teguh, Sutisna, Jodi, Ida M, Supriaji, Idham dan Dewi. Semoga donasi dan kepedulian teman-teman mendapatkan balasan yang berlimpah ruah dan keberkaham dari Yang Maha Kuasa. Aamiin.
"Perbuatan besar terdiri dari perbuatan-perbuatan kecil." -Lao Tzu