Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

TERVERIFIKASI

Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

Apakah "Closing Ceremony" Asian Games 2018 Seheboh Pembukaannya?

Diperbarui: 31 Agustus 2018   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edit oleh penulis

Menjadi pertanyaan besar pada akhirnya Closing Ceremony Asian Games 2018 macam apa yang akan dihadirkan pada Minggu,02 September 2018 setelah dibuka dengan ledakan dahsyat hebohnya Opening Ceremony pada Sabtu, 18 Agustus 2018. Yang jelas tiket untuk Closing Ceremony yang dijual secara online sebanyak hampir 50 ribu buah telah ludes dijual tidak sampai setengah jam.

Besar ekspektasi banyak pihak agar Closing Ceremonynya minimal sama atau lebih pecah ketimbang openingnya yang jadi pembicaraan luas di kalangan masyarakat terutama di dunia maya yang mengagumi pertunjukkan gerak, tari, kembang api dan parade atlit dari 45 negara Asia yang berkompetisi di ajang empat tahunan ini.

Efeknya bahkan sejumlah negara malah secara terang-terangan ingin mencontoh kesuksesan Indonesia dalam penyelenggaraan Asian Games berikutnya yaitu Philipina dan Jepang dalam Olimpiade 2020.  

Ini tentu membanggakan bagi Indonesia karena dengan persiapan yang minim,hanya tiga tahun, setelah Hanoi,Vietnam menarik diri karena kesulitan finansial, Indonesia tampil sebagai penyelamat dan juga menjadi penyelenggara Asian Games tersukses baik sebagai lokasi pertandingan maupun pencapaian prestasi dalam keikutsertaan selama ini di Asian Games.

Dengan modal bagus dalam sukses pembukaan dan juga prestasi, masyarakat nasional dan internasional berharap banyak aksi panggung dan kembang api dan aneka gimmick penyedap rasa presentasi lainnya pada Sabtu,02 September akan memberikan kenangan tersendiri bagi penonton, bahwa siapa kita? Indonesia.

Ternyata mampu memberikan tontonan bermutu, berkelas, memorable dan tiada tandingannya dalam kelas Asian Games. Bahkan sejumlah pengamat mengatakan kelas presentasi pembukaan Asian Games 18 di Jakarta membuat pesta pembukaan Piala Dunia Sepak Bola di Rusia di tahun ini juga, tidak ada apa-apanya, bahkan kelasnya melebihi Olimpiade sebelumnya.

Olimpiade? Ini tidak main-main karena kelas olimpiade yang diikuti seluruh negara di dunia, cakupannya lebih luas dibandingkan Asian Games yang hanya diikuti negara-negara Asia saja.

Bagi penonton yang bisa menghadiri acara pembukaan dan penutupan Asian Games kali ini sungguhlah beruntung karena mereka hanya prosentasi kecil dari ratusan juta dan mungkin miliaran orang penduduk dunia yang ingin menyaksikan sajian terakhir ajang empat tahunan ini khususnya presentasi pamungkas puncak perhelatan dari Jakarta dan Palembang, Indonesia.

Lantas bagaimana penonton di rumah atau di luar stadion kalau hanya bisa menonton acara ini lewat televisi? Nah disinilah tugas para praktisi televisi menerjemahkan acara off air menjadi tayangan on air yang mengasyikkan.

Pada pembukaan Asian Games dua minggu lalu, terlihat persiapan dan konsep produksi yang matang dari para tim produksi televisi sehingga mampu menghadirkan secara real time dan real fact apa yang terlihat di panggung off air dan on air, mampu dihadirkan dan disaksikan di rumah dengan kualitas yang hampir sama baik resolusi gambar maupun gain suara yang dikeluarkan.

Tidak terhitung berapa kamera yang harus mengambil kilatan dan ledakan kembang api dari atas dan samping outdoor stadion, belum lagi ada aksi panggung di indoor stadion serta reaksi shot penonton, tamu, pejabat dan presiden.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline