Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

TERVERIFIKASI

Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

Just Duet... Just Do It!

Diperbarui: 5 Agustus 2016   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menyaksikan tayangan Just Duet (JD) di NET TV mulai minggu lalu, saya teringat program serupa yang diproduksi oleh Rumah  Produksi Becker Entertainment dan ANTV, Selebriti Jam (SJ), 10 tahun lalu. Walaupun pada tayangan perdana JD masih berupa audisi peserta dengan bernyanyi sendiri, namun muaranya akan menguncup menjadi pasangan penyanyi hasil pilihan juri. Yang menjadi pembeda antar kedua program ini adalah kalau JD mengcreate dari zero jadi hero, namun SJ justru dari selebritis yang sudah dikenal punya hobi nyanyi lebih diseriusin lagi bakat nyanyinya.

Mungkin anda masih ingat bahwa pada SJ ada belasan pasangan selebritis digabungkan yang terdiri dari satu penyanyi profesional dan satu artis sinetron/film/pengacara yang punya hobi menyanyi. Juara pertama saat itu Saiful Jamil dan Ussy Sulistiawati( emce/host) sementara runner up Ian Kasela dari grup band Raja dan Ivan Gunawan (desainer/mc). Ussy kemudian sempat membuat album/single dengan lagu berjudul Klik dan cukup sukses dengan produsernya, promotor musik terkenal, Adrie Subono.

Dilihat dari kemasan dan format, memang belum terlihat pada Just Duet akan seperti apa ketika mereka berduet. Namun saya yakin tidak akan keluar jauh dari tampilan ajang talent search lainnya seperti tema lagu, kostum heboh dan komentar jury yang diatur agar terlihat “reality”. Format ajang lomba nyanyi memang aslinya reality show, namun entah bagaimana di Indonesia jadi rancu ketika program seperti ini harus beradu dengan program reality show lokal, seperti Katakan Putus (Trans 7) yang secara format jelas beda, dan JD akhirnya formatnya dikategorikan sebagai ajang pencarian bakat.

Pada episode pertama Just Duet kita melihat format audisinya mirip dengan Indonesian Idol, X Factor dan lainnya, tapi ini jelas beda dengan The Voice yang tidak mengandalkan atribut seronok atau tampilan menarik dari calon penyanyi, namun suaranya saja. Dan kalau menarik suaranya, langsung  jury di program tersebut memutar secara otomatis kursinya.

Setiap program pasti punya istilah bagi yang lolos dan tidak, dan program JD mempunyai istilah “Kau dapat hatiku” dan langsung secara visual muncul gambar hati pada konsol jury yang memilihnya untuk menentukan langkah mereka berikutnya. Yang terbaik mungkin mendapatkan 3 atau 4 hati, kalau satu atau dua mungkin gagal.  Seperti dengan program The Voice, X Factor dan Idol, ada 4 jury yang memberikan komentarnya, dan hanya Idol saja yang tidak memberikan jury untuk melatih pesertanya. JD punya 4 jury handal yaitu Once (eks Dewa), Mike Mohede, Mey Chan (dari Grup Ratu-Maia), dan satu jury asing.

Program pencarian bakat memang saat ini bukanlah program yang baru seperti halnya 10 tahun lalu, walaupun sudah diatur pengaturan gimmick dan kombinasi jury penilainya. Semua kembali kepada pada pakem bagaimana bisa memikat banyak penonton untuk menyaksikan program yang  cukup mahal ini. 

Semoga Just Duet paling tidak memberikan warna baru bagaimana seharusnya menjadi penyanyi duet yang kompak dan secara skill mumpuni serta ditunggu penonton. Lalu secara visual mampu memikat banyak orang untuk ikut vote dan mengikuti sajiannya dari babak audisi hingga grand final. Dan terakhir program ini mampu menerjemahkan antara form (bentuk) dan kontennya secara memikat dan jadi favorit.  Just Duet...Just Do It!

Look at Neil Diamond. Was he the cool guy? No he was the housewives’ guy. He didn’t try to be what he wasn’t. He just did what he did – made great music was a good entertainer nice-enough guy. (Michael Buble)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline