Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

TERVERIFIKASI

Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

"Reality Show" atau "Real Live Show"?

Diperbarui: 30 Desember 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - menonton televisi (Shutterstock)

Berdasarkan kategori AC Nielsen, lembaga pemeringkat rating TV, ternyata tayangan Reality Show yang sekarang tayang di TV-TV Nasional ada sekitar 19 program. Program yang diproduksi dengan biaya yang murah kalau tidak dibilang efisien ini didominasi oleh dua stasiun televisi yaitu Trans TV dan Trans 7. Keduanya menyumbang 10 program dan sisanya dibagi antara Indosiar (IVM), Global (GTV), ANTV, Rajawali (RTV), TV One, dan TVRI 1, berdasarkan laporan rating minggu ke-50 (13-19 Desember 2015). 

Pemuncak program Reality Show yaitu Katakan Putus (Trans TV) sebenarnya formatnya mirip dengan program top mereka Termehek-mehek dan Realigi serta Tak Ada Yang Abadi (RCTI). Cerita yang diangkat memang harus sesuai dengan judul program yang ada dan target pemirsanya. Menarik melihat kalau judulnya berkonotasi negatif dan galau ternyata menjadi perhatian banyak penonton. "Katakan Putus" yang ditayangkan sejak Agustus 2015 merangsek naik dari Rating/Share yang hanya 1.3/11.9 hingga episode 125 (katakan tayang tiap hari/stripping 25 episode per minggu) mendapatkan rating/share 2.5/18.7 (2x lipat pencapaian ratingnya).

Dan khusus episode ultah Trans TV ke-14, Katakan Putus Spesial mendapatkan rating/share 3.1/22.6(2x lipat pencapaian share-nya). Ini menarik, karena program yang sebenarnya scripted (pura-pura) ini mampu membius penonton untuk tetap menyaksikan karena ceritanya "memang benar-benar ada" dan jadi cerminan banyak penonton, apalagi targetnya penonton remaja yang sedang sering berurusan dengan asmara; sebagai pembanding tayangan sinetron serial yang berhubungan dengan remaja dan kenakalannya (kebut-kebutan), Anak Jalanan (RCTI) menjadi pemuncak rating/share tertinggi seluruh program dengan pencapaian rating/share (8.9/36.0).

Sejak program Termehek-mehek yang diproduksi bersama dengan Rumah Produksi Tri Warsana, Trans TV belajar banyak bahwa format program seperti ini tidak sulit buat ditiru dan diadaptasi kalau boleh dibilang dicuri..... hehehe, apalagi ada istilah ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Dengan kru produksi yang banyak dan format awal pendiriannya yang fokus kepada produksi sendiri (in house), pastilah program seperti ini harus mereka pegang dari konsep produksi, produksi, hingga editing. 

Namun bagi penonton akhirnya harus pandai memilih dan memilah menyaksikan program seperti ini karena kalau memang program Reality Show memang tidak real bagaimana dengan program siaran langsung sidang MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) yang menampilkan Direktur Utama Freeport dalam kasus Papa Minta Saham (Setya Novanto)?; Sampai akhirnya mantan Ketua DPR ini menuntut Metro TV karena siaran langsungnya ini. Ini Reality Show atau Real Live Show kategorinya?

Perbedaan keduanya kalau jeli melihatnya adalah untuk Reality Show selalu lebay (lebih) adegan dan reaksi pemainnya karena seperti juga film dibuat harus terlihat nyata/benar-benar, dari raut wajah, gestures sikap dan juga gerakan kamera yang ala news-bukan gambar cantik dan terukur (open form). Kalau Real Live Show (ini istilah saya), gambarnya lebih terukur (closed form) sehingga penempatan kamera dan pencahayaan lebih terukur walaupun konsepnya News. Dan karena konsep produksi reality show seperti ini, maka programnya bisa diproduksi lebih cepat dan murah.

Dengan bermodalkan tempat untuk testimoni dan ini dikerjakan setelah shooting, dipandu 1-2 host yang tampil "over" dan kadang alay, produksi program ini bisa dikerjakan oleh 2-3 tim dalam sehari, langsung masuk meja editing dan siap tayang, apalagi slotnya tiap hari, jadi kejar tayang. Dan ini harus tim produksi lakukan karena program ini sudah menjadi pemuncak program Trans TV berbulan-bulan dan kalau bisa bertahun-tahun hehehe. 

Bagaimana dengan program Reality Show yang lain? Karena "fake" (palsu/bohongan), program ketemu hantu seperti Jejak Paranormal (ANTV) dan Masih Dunia Lain (Trans 7) dimasukkan juga di sini. Tapi uniknya program CCTV yang mengambil video (asli) dari hasil CCTV dari video dalam/luar negeri, lalu di-repackaging dengan tambahan voice over juga masuk dalam kategori ini. Namun, lucunya program On The Spot (Trans 7) yang mengambil topik tertentu lalu disusun menjadi 7 (kayaknya sesuai dengan nama TV-nya) masuk ke kategori Dokumenter. Program Just For Laughs (IVM) yang konsep pengerjaannya mirip Super Trap (Trans TV) juga masuk kategori ini. Terakhir program serius macam Diplomat Success Challenge dari TV One juga masuk kategori ini padahal tidak fake. 

Berikut urutan peringkat program Reality Show berdasarkan laporan AC Nielsen minggu ke-50. (1) Katakan Putus Spesial Ultah Trans TV, (2) Katakan Putus (biasa), (3) Merajut Asa (Trans 7), (4) Orang Pinggiran (Trans 7), (5) Nino Si Kepo (ANTV), (6)Jejak Paranormal, (7) CCTV, (8) Survivor (Trans TV), (9) Janji Suci Raffi & Gigi (Trans TV), (10) Ups Salah, (11) Super Trap, (12) Azis Berbagi (Trans 7), (13) Bukan Bintang Biasa Story (Trans), (14) Just For Laughs Gags, (15) Solusi Mama Ada Mama Ada Solusi (GTV), (16) Masih Dunia Lain, (17) Diplomat Success Challenge, (18) Kacamata Nizam (RTV), (19) Ibuku Surgaku (TVRI 1).

Kebanyakan program reality show ditayangkan di luar dari slot prime time (18:00-22:00), yaitu jam-jam sepi dan kering penonton, contoh Katakan Putus tayang setiap pukul 3 sore dan Just For Laughs di atas pukul 12 malam. Jadi Anda penggemar Reality Show? Jangan sampai tertipu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline