Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

TERVERIFIKASI

Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

Heppy & 9 Pertanyaan Magisnya!

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14197722042014269262

Sudah sejak lama saya ingin menulis tentang buku yang diterbitkan pada 2012 bukan karena saya mengenal dekat beliau tapi isi buku sangat memukau dan mencerahkan.  Secara ringkas buku ini mengajarkan orang-orang yang ingin kaya secara materi tapi tetap dekat dengan Tuhan, sang Maha Pencipta. Dalam  buku ini secara gamblang, Heppy Trenggono, nama lengkapnya mengungkapkan ketidak-sependapat dengan dengan pertanyaan dikotomi menjadi kaya itu jauh dari Tuhan, sedangkan orang yang dekat dengan Tuhan tidak perlu kaya. Disinilah pemikiran revolusioner beliau kenapa memang kalau saya tetap dekat dengan Tuhan dan saya kaya secara materi? Memangnya salah? Bukankah dengan menjadi kaya materi dengan cara yang diridhoi Allah SWT apakah saya hidup tidak terhormat dan mulia? Bukankah dengan menjadi kaya saya bisa menyisihkan banyak donasi bagi anak yatim dan kaum kurang mampu?

Inilah benang merah dan kesimpulan utama dari buku ini bagaimana menjadi kaya, terhormat dan tetap hidup di jalanNya. Hal ini tak pelak karena keberanian Heppy Trenggono (HT), kelahiran Desa Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini dalam melawan arus pendapat statusquo yang memecutnya saat "hanya" menjadi pegawai di perusahaan dari supervisor hingga direktur dengan fasilitas dan penghasilan rutin dan terjamin. Ketika beliau keluar setelah berapa lama bekerja sebagai supervisor di perusahaan mapan, dia ditanya kenapa dia berani keluar dari perusahaan yang memberikan jaminan hidup disini? HT justru menjawab kenapa kamu juga Berani hidup "cuma" jadi supervisor disini? He he he...pertanyaan yang terjawab beberapa tahun kedepan saat HT mampu melaju menjadi pemimpin perusahaan, sementara rekannya masih bertahan sebagai supervisor.

Sembilan (9) pertanyaan magis atau Fundamental yang tertulis dalam buku ini secara runut dan tertata baik bagaimana seseorang memanfaatkan uangnya untuk berinvestasi dengan cara fokus, dengan ilmu dan tanpa riba. Hal ini semua berlaku dengan cara memanfaatkan dana pribadi bukan dana untuk hidup sebab kalau sampai tercampur betapa kacaunya investasi yang akan dilakukan. Seorang investor yang komplit haruslah punya mentalitas kaya sebab HT menganggap orang disebut kaya itu bukanlah yang bermental membeli tapi mampu menjual. Makanya seorang bermental kaya mampu memanfaatkan uang simpanannya untuk berkembang dengan menginvestasikan ke bidang-bidang yang dikuasai dan berhati-hati dalam menjalankannya.

Kesembilan pertanyaan HT ini dapat diringkas sebagai berikut: 1.Seberapa besar kapasitas yang anda siapkan? (Anda bersungguh-sungguh tidak baik belajar dan berusaha dengan segala konsekuensinya baik sesuai rencana, pahit dan mungkin bangkrut) 2.Mampukah anda mendahulukan diri anda? (Kebutuhan keluarga jangan sampai dikesampingkan artinya jangan campur dana investasi dan dana keluarga-serta secara disiplin dijalankan) 3.Kepada siapa anda berkomitmen? (Anda ingin kaya tujuannya apa? Keluarga harus, masyarakat pasti, Tuhan jangan tanyakan)4.Kemanakah fokus anda arahkan? (Fokus untuk menang dan bukan fokus tidak kalah)5.Seberapa murah biaya hidup anda? (Jangan lifestyle anda mengalahkan fokus anda menjadi orang kaya..dan terlihat kaya...tapi sebenarnya banyak hutang)6.Siapa ahli keuangan anda? (Bertanya dan bergurulah kepada ahlinya.7.Seberapa cerdas anda menggunakan daya ungkit? (Orang kaya yang cerdas mampu menggunakan leverage/pengungkit untuk mendongkrak kekayaannya? Leverage itu modal orang, tenaga ahli dan karyawan.8.Bagaimana cara anda menyikapi resiko?(Mengambil resiko adalah bagian integral dari bisnis-resiko adalah  bagian dari hidup.9.Di level manakah anda bermain? (Berpenghasilan besar itu tergantung bagaimana berusahanya? Bekerja lebih keras dan cerdas (daripada orang lain) jelas cara bermainnya akan berbeda)

Terakhir yang terkesan dari buku setebal 194 lembar ini beliau mengutarakan seseorang yang tidak secara sengaja membangun kekayaan bisa jadi sedang membangun (nasib) kehidupan miskinnya di masa depan serta mereka yang tidak merdeka secara ekonomi (terbelit hutang) artinya telah tersandera dan menjadi budak. Debt is Slavery.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline