Lihat ke Halaman Asli

Iwan Permadi

TERVERIFIKASI

Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

Noah(Nabi Nuh) & Logika Hollywood

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14215530571266270425

Noah atau Nuh adalah sebuah film produksi Hollywood buatan 2014 yang terinspirasi oleh cerita dari Injil  yang disutradarai oleh Darren Aronofsky yang juga ditulis oleh sang sutradara bersama Ari Handel berdasarkan cerita berjudul “Noah’s Ark” (Bahtera Nuh) dari Book of Genesis. Dikutip dari Wikipedia, film yang dibintangi oleh Russel Crowe (sebagai Noah), Jennifer Connelly (Istri Noah), Ray Winstone, Emma Watson, Logan Lerman dan Anthony Hopkins (Kakek), mendapatkan keuntungan dari distribusi filmnya di seluruh dunia mencapai USDols 362 juta dari ongkos pembuatannya sebesar USDols 125 juta.

Film ini memang film kompromi Hollywood dimana secara judul dan isinya memang penuh aspek komersial dan mementingkan segi hiburan. Pada awal cerita kita sudah disuguhi cerita pembunuhan ketika ayah Noah, Lamech dibunuh oleh Tubal anak dari Cain (keturunan dari Adam).  Noah yang menyelamatkan diri  bertahun-tahun dan kemudian mempunyai istri (Naameh) dan ketiga anak laki-lakinya (Shem, Ham dan Japheth)

Tidak ada asap bila tidak ada api, harus ada pemantik yang membuat Noah menjadi orang terpilih oleh Tuhan (The Creator) yang menyelamatkan dunia.  Untuk gambaran visual yang meyakinkan Noah melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah fenomena sebuah bunga tumbuh langsung dari tanah, ditambah dengan adanya sebuah mimpi buruk tentang banjir besar. Noah kemudian berkonsultasi kepada kakeknya Methuselah untuk mendapatkan pencerahan.

Noah rupanya merupakan manusia terpilih dari Tuhan (The Creator) dan dia dibantu oleh sekelompok makhluk batu (Fallen Angels/Malaikat yang terjatuh) yang dikenal sebagai The Watchers (Para Penjaga). Para makhluk batu ini menyaksikan sebuah bibit tanaman yang diambil dari Eden (Surga) yang ditanam Noah mampu mengeluarkan air yang menyemprot deras ke dataran kering yang dengan segera menumbuhkan hutan-hutan yang subur.  Kayu-kayu dari pohon-pohon di hutan ini menjadi material pembuatan bahtera Noah. Makhluk batu ini akhirnya membantu Noah membangun Bahtera Noah karena mereka mempercayainya sebagai manusia terpilih. Dalam perjalanan mencari keselamatan itulah, Noah dan keluarga menemukan dan menyelamatkan seorang anak perempuan kecil bernama Lia (Emma Watson).

Sebuah film tidak akan menarik bila tidak ada konflik dari permasalahan yang ada, katakanlah sebuah cerita utama yang menceritakan perjalanan hidup Noah dari sebelum dan sesudah membangun Bahtera, kemudian  plot tambahannya seperti perseteruannya dengannya Tubal-Cain yang terselamatkan karena mampu menumpang Bahtera Nuh. Peperangan antara Tubal-Cain dan pengikutnya melawan The Watchers (Makhluk batu) yang melindungi Bahtera Noah. Perselisihan antara Noah dengan anaknya, Ham agar dia diperkenankan mempunyai istri. Pertengkaran antara Noah dan istrinya tentang kehadiran anak dari Ilah hasil hubungannya dengan anaknya, Shem dan aneka konflik kecil lainnya.

Yang menjadi kontroversi tentulah adalah misi yang dianut Noah yang menginginkan manusia tidak berkembangbiak lagi setelah airbah usai karena Noah menyaksikan para pengikut Tubal-Cain yang mengorbankan manusia untuk dijadikan bahan makanan (kanibal)-padahal kalau dipikir masih banyak binatang yang hidup. Ini yang menyebabkan Noah yang awalnya tokoh protagonis menjadi antagonis ketika Noah ingin membunuh anak yang dikandung Ilah walaupun akhirnya itu tidak terjadi. Dan klimaks setelah bahtera itu menabrak gunung, lalu Tubal –Cain terbunuh, pada akhir cerita Noah hidup sendirian nyaris tak berbusana dan meminum anggur (berputus-asa karena dia tidak bisa menyelesaikan misinya-untuk membuat keluarganya manusia terakhir di muka bumi). Noah memisahkan diri dari keluarganya-karena ada anak dari Illa, dan merestui keluarganya sebagai cikal bakal manusia baru di dunia.

Secara presentasi klimaks ketika Noah ingin membunuh anak Ilah pada akhir film memang mirip presentasi film ketika Ibrahim ingin menyembelih anaknya, Ismail, yang langsung berganti menjadi seekor kambing. Ketegangan yang scripted karena adegan sebelumnya adanya parallel cutting ketika Noah dikeroyok oleh Tubal, Ham dan Shem juga kelahiran bayi Ilah. Antara perkelahian, suara teriak Ilah karena melahirkan, wajah cemas ibunya dan aneka karakter saling isi...sesuatu yang khas Hollywood, membuat film ini sayang kalau tidak disaksikan.

Kesimpulannya film ini jelas bukan film Agama dan hanya terinspirasi oleh buku/ajaran agama dalam hal ini Injil. Dan kalau dihadapkan dengan ajaran Islam tentu saja akan berbeda sehingga film ini tidak bisa masuk ke Indonesia karena perlu “pemahaman” tingkat tinggi untuk menghargai karya sineas yang memang alasannya hanya untuk keuntungan komersial saja seperti halnya film The Interview. Permasalahannya Cuma dalam judul yang “tricky”, dibilang film bukan tentang agama tapi menggunakan nama Nabi sebagai judul, artinya menggunakan sentimen agama sebagai kendaraan untuk mereguk keuntungan.

Bila anda ingin lebih jelas dan paham mengenai riwayat Nabi Nuh menurut agama Islam baca link dibawah ini. Tidak hanya jumlah anak Nuh yang berbeda (ada 4), tapi juga karakter Nuh yang jelas berbeda dengan logika Hollywood.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline