Lihat ke Halaman Asli

Ipat Apipah

Guru Matematika di MTsN 1 Pandeglang dan Mahasiswa Program Magister Pendidikan Matematika Untirta

Pembelajaran Bermakna Melalui Modul Ajar Berbasis PBL untuk Meningkatkan HOTS Matematis Siswa

Diperbarui: 13 Mei 2023   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pembelajaran di kelas IX-D MTsN 1 Pandeglang dengan menggunakan modul ajar berbasis PBL untuk meningkatkan HOTS matematis siswa (Dokpri)

Pada abad 21 pembelajaran mendesak siswa agar belajar lebih aktif dalam mencari, menciptakan, mengkonstruksi, mencerna, serta memakai pengetahuannya sehingga tercapai pendidikan yang bermakna lewat tata cara 5M (mengamati, menanya, mencoba, merumuskan, serta mengkomunikasikan).

Pembelajaran bermakna merupakan proses pendidikan yang lebih menitikberatkan pada pemahaman serta pemaknaan materi pembelajaran, bukan hanya menghafal kenyataan ataupun data. Dalam proses belajar bermakna, siswa diharapkan sanggup mengasosiasikan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang sudah terdapat sehingga bisa memahaminya secara lebih mendalam dan utuh.

Pembelajaran bermakna menekankan uraian yang lebih dalam, lebih abstrak, sehingga siswa tidak cuma bisa mengingat data, namun bisa pula mempraktikkan apa yang sudah mereka pelajari dalam suasana kehidupan nyata. Pendekatan ini pula menekankan pemecahan permasalahan serta pelaksanaan kemampuan berpikir kritis serta kreatif, sehingga siswa bisa meningkatkan kemampuan buat membongkar permasalahan secara mandiri serta membuat keputusan yang pas.

Pembelajaran bermakna menempatkan siswa selaku pembelajar yang aktif serta berfungsi dalam pembelajaran, menjadikan proses belajar lebih mengasyikkan serta bermakna untuk siswa. Pembelajaran yang bermakna pula bisa tingkatkan motivasi belajar siswa, sebab mereka merasa lebih ikut serta dalam proses pembelajaran serta sanggup mengaitkan materi pembelajaran dengan atensi serta pengalaman pribadinya.

Oleh sebab itu, dalam mengalami tantangan abad ke- 21 yang terus menjadi kompleks, pembelajaran memegang peranan yang sangat berarti dalam tingkatkan sumber daya manusia (SDM). Banyak kemampuan yang wajib dikuasai seorang, misalnya kemampuan berpikir. Terdapat 2 tipe kemampuan berpikir, yaitu: kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) serta kemampuan berpikir tingkat tinggi ( HOTS).

HOTS ialah salah satu keahlian yang wajib dipunyai di abad 21. Aspek HOTS antara lain merupakan keahlian berpikir kritis siswa, keahlian berpikir kreatif, pemecahan permasalahan, serta penalaran matematis. Dimana HOTS bukan hanya keahlian menghafal, mengenali ataupun mengulang. Indikator yang bisa digunakan buat mengukur HOTS ialah menganalisis, megevaluasi serta mengkreasi.

Timbulnya HOTS pada siswa ditandai dengan: (1) kerjasama yang baik antara guru, siswa serta antar mata pelajaran, (2) rasa ingin mengetahui, temuan serta riset, (3) pembelajaran berpusat pada siswa, (4) kegagalan dilihat selaku peluang belajar, (5) pengakuan usaha, serta (6) pembelajaran konseptual kehidupan nyata. Kelebihan memakai HOTS dalam pembelajaran yaitu data yang diterima akan tersimpan lebih lama di memori dibanding dengan memakai LOTS yang bersumber dari proses hafalan.

Bersumber pada hasil riset internasional semacam Mathematical and Science International Studies (TIMSS) serta Program for International Student Assesment (PISA), dikenal prestasi akademik siswa Indonesia masuk dalam jenis rendah.

Butuh mengadopsi model-model pembelajaran yang bisa tingkatkan HOTS, misalnya pembelajaran berbasis masalah (PBL). PBL ialah model pembelajaran berbasis permasalahan yang bisa meningkatkan keahlian pemecahan permasalahan, penalaran, berpikir kritis serta kreativitas siswa. PBL bisa menggali kemampuan siswa, membangun pendidikan yang bermakna sebab berpusat pada siswa serta guru cuma selaku fasilitator. PBL pula bisa tingkatkan aktivitas pendidikan serta transfer pengetahuan yang diterima siswa buat bisa menguasai permasalahan kehidupan nyata.

Dutch( 1995) berkomentar kalau PBL merupakan model pembelajaran yang mendesak siswa buat belajar dan belajar, bekerja dalam kelompok untuk menciptakan pemecahan dari permasalahan dunia nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline