Pendahuluan
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung sepanjang hidup.
Pendidikan memiliki tujuan yang berbeda - beda di setiap negara, tergantung pada dasar negara, falsafah hidup, dan ideologi negara. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan membentuk manusia yang memiliki sikap dan perilaku baik.
* pembahasan
Pendidikan menurut socrates (469 SM - 399 SM) adalah filsuf dari athena, yunani, dan merupakan salah satu figure paling penting dalam tradisi filosofis barat. socrates merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari yunani yakni, socrates, plato, dan aristoteles. scorates sendiri merupakan guru dari plato dan plato adalah guru dari aristoteles semasa hidup nya. socrates lahir dari ayah yang berprofesi sebagai pemahat patung dan batu (stone mason) sophronikos, dan ibu nya bernama phinerete berprotesi sebagai bidan. dalam pemikiran filsafat nya socrates mengunakan pendekatan bidan, seperti yang di lakukan ibunya bedanya bila ibu nya berkeliling untuk menolong orang yang melahirkan sementata socrates berkeliling menanyai orang untuk melahirkan sebuah pengatahuan baru
pemikiran socrates tentang pendidikan sangat relaven hingga kini, terutama dalam hal mengasah kemampuan berpikir dalam 3 cara :
A. metode dialektis
B. kemampuan berpikir kritis
C. etika dan moralitas
Socrates menekankan pada pentingnya etika dan moral, serta pengembangan karakter yang baik pada siswa. Socrates juga mengembangkan metode pengajaran yang disebut Metode Sokrates, yaitu dialog antara guru dan siswa yang bertujuan untuk mengeksplorasi keyakinan siswa.
Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu pendidikan menurut Socrates:
Metode Sokrates
Metode ini menggunakan dialog antara guru dan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus menerus diajukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik secara mandiri dan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pemikiran dari pendidiknya.
Pentingnya etika dan moral
Socrates menekankan pentingnya etika dan moral dalam pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan yang sukses tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan praktis, tetapi juga membantu siswa mengembangkan karakter yang baik.
Tugas negara
Socrates menyatakan bahwa tugas negara adalah mendidik warga negara dalam keutamaannya, yaitu memajukan kebahagiaan warga negara dan membuat jiwa mereka sebaik mungkin.
Pemikiran filsafat
Pemikiran filsafat Socrates bertujuan untuk mengenal manusia dengan memahami alam semesta melalui teori.
Pendidikan menurut Plato Melihat pendidikan sebagai sarana untuk mencapai keadilan, baik keadilan individu maupun keadilan sosial. Plato juga menekankan perlunya pendidikan direncanakan dan diprogramkan sebaik-baiknya. Plato mewarisi banyak gagasan guru-gurunya dalam pendidikan, namun mengembangkan pemikiran tersebut menjadi sistem filsafat yang lebih komprehensif dan terstruktur.
Socrates dan Plato adalah dua tokoh filsuf Yunani Kuno yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat Barat. Hubungan antara Socrates dan Plato merupakan salah satu contoh terbaik dari kekuatan ikatan intelektual antara seorang guru dan murid.
Plato memiliki pandangan yang cukup beragam tentang pendidikan, di antaranya:
Perencanaan
Plato berpendapat bahwa pendidikan harus direncanakan dengan baik agar dapat mencapai tujuan yang optimal.
Tujuan
Tujuan pendidikan menurut Plato adalah untuk mengembangkan, menanamkan, dan mengarahkan kepada kebenaran hakiki yang bersifat abadi.
Metode
Plato tidak menganjurkan transmisi pengetahuan langsung dari guru ke peserta didik, tetapi lebih berfokus pada pembentukan watak epistemik peserta didik.
Cinta akan kebenaran
Plato menegaskan bahwa cinta akan kebenaran akan menyingkirkan kejahatan, termasuk keinginan untuk kesenangan atau keuntungan.
Komponen pendidikan
Plato mengemukakan bahwa pendidikan harus meliputi musik, senam, dan dialektika.
Pengetahuan
Plato berpendapat bahwa pengetahuan yang benar (hakiki) adalah pengetahuan yang diperoleh dari akal budi dari dunia idea.
Pandangan Plato tentang pendidikan masih relevan dalam konteks modern. Pendidikan sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis, seperti yang diajarkan oleh Plato, masih menjadi tujuan yang dikejar oleh banyak sistem pendidikan di seluruh dunia.
Melihat pendidikan sebagai sarana untuk mencapai keadilan, baik keadilan individu maupun keadilan sosial. Plato juga menekankan perlunya pendidikan direncanakan dan diprogramkan sebaik-baiknya. Plato mewarisi banyak gagasan guru-gurunya dalam pendidikan, namun mengembangkan pemikiran tersebut menjadi sistem filsafat yang lebih komprehensif dan terstruktur.
Socrates dan Plato adalah dua tokoh filsuf Yunani Kuno yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat Barat. Hubungan antara Socrates dan Plato merupakan salah satu contoh terbaik dari kekuatan ikatan intelektual antara seorang guru dan murid.
* kesimpulan
Pendidikan zaman dulu memiliki beberapa perbedaan dengan pendidikan saat ini, di antaranya:
Alat belajar
Zaman dulu, alat belajar yang digunakan adalah papan tulis hitam, kapur tulis, dan penggaris kayu. Sedangkan saat ini, alat belajar yang digunakan adalah papan tulis putih dan spidol.
Cara mengajar
Zaman dulu, guru lebih berpusat pada diri sendiri, sedangkan saat ini guru lebih berpusat pada siswa.
Interaksi dengan guru
Zaman dulu, hubungan guru dan siswa lebih formal, sedangkan saat ini hubungan menjadi lebih akrab.
Penggunaan teknologi
Zaman dulu, media pembelajaran terbatas pada buku, sedangkan saat ini guru menggunakan teknologi seperti komputer dan aplikasi untuk membuat media pembelajaran interaktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H