Lihat ke Halaman Asli

IpangLay Seran

Pelangi Takkan Indah jika hanya memiliki Satu Warna.

Layu Sebelum Berkembang

Diperbarui: 31 Maret 2020   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau dan Aku
 Duduk ditengah teriknya Sang Mentari
 Sambil menyaksikan Batang-batang Tebu berhamburan di tanah yang kering itu.

 Kala itu...
 Engkau menyuguhkan segelas air putih
 Dengan senyum penuh keikhlasan.

 Tak sadar diriku....
 Seketika hanyut dan terbuai
 Oleh senyum indah dari bibirmu.

 Jatuh Cinta ......???
 Ya.... Memang Itu Yang Kurasakan.

 Sudah Cukup...
 Selama ini Aku menjadi pemuja Rahasiamu.

 Semakin besar niatku
 Ingin berkata jujur tentang perasaan.

 Kembali Kau tersenyum padaku.
 Isyarat dari matamu bisa ditebak.
 Gejolak dalam dada makin besar terasa.

 Kaupun mendekat...
 Dengan Lembut Kau berbisik,
 "Maaf Aku Lebih Mencintai Dia".

 Katamu...
 Sebab Dialah yang saat ini
 Paling mengerti  perasaanku
 Menjawab semua kebutuhanku
 Meskipun secara perlahan.

 Aku layaknya Tebu
 yang ditanam di atas bebatuan.
 Layu sebelum berkembang.

 Lalu kau memberi sebuah kecupan manis
 Bagaikan Manisnya tebu saat diperah.
 Rasanya hanya sementara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline