Lihat ke Halaman Asli

Filantropi Kecil

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tidak terasa sudah sebulan saya jadi pengangguran tulen hehehe... Setelah wisuda di tanggal 18 Desember 2013 kemarin sampai sekarang saya masih menunggu panggilan perusahaan dari lamaran yang telah saya masukan atau panggilan tes kerja tahap berikutnya. Walaupun kadang-kadang saya masih suka main ke kampus, tetapi kebanyakan masa pengangguran saya lebih banyak dihabiskan di rumah. Lucunya dari bangun sampai tidur kembali laptop saya selalu menyala. Kasihan si laptop ini, hanya bisa istirahat ketika sang empunya tertidur hehehe... Saat ini si laptop mungkin jadi sahabat paling dekat dengan saya. Banyak yang saya lakukan dengan sahabat saya ini seperti browsing internet, menonton film, main games, atau hanya sekedar memutar musik saja.

Di zaman yang serba modern ini kehidupan kita tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya internet, dengan menggunakan internet dunia seakan tidak mempunyai jarak dan batas. Kita dapat melihat, membaca atau mendengarkan informasi dari belahan dunia manapun lewat internet. Dimasa pengangguran ini banyak waktu saya habiskan untuk berselancar di internet. Selain untuk cek email yang masuk dan website pencari kerja seperti jobstreet.co.id, saya paling suka membaca website-website portal berita seperti: goal.com, kompas.com, detik.com, viva.co.id, tempo.co, beritasatu.com dan lain-lain. Banyak waktu saya habiskan untuk membaca berita terbaru di website-website tersebut, tentu selain website-website lainnya saya baca untuk sedikit menambah pengetahuan.

Sekitar 2 hari kemarin ketika membuka portal berita detik.com, saya menemukan berita yang sangat menarik yang berjudul "Siapa Bisa Saingi Rp 1.000 Triliun Bill Gates ?" Saya kemudian membaca berita tersebut, dari berita tersebut saya baru mengetahui bahwa ternyata pada pertengahan tahun 2013 Bill Gates kembali menjadi orang terkaya di dunia menggeser Carlos Slim yang sebelumnya sempat tiga tahun berturut-turut menjadi orang paling kaya di muka bumi ini. Walaupun sudah tak lagi aktif di Microsoft namun kekayaan pria jebolan drop out Harvard University ini seakan tak ada habisnya, malah terus bertambah meskipun dia sering banyak beramal melalui yayasan yang didirikan bersama sang istri, Melinda Gates. Saat ini total kekayaan mencapai USD 78,5 miliar atau sekitar Rp 973,4 triliun. Hebatnya, jumlah uang yang dimiliki Bill Gates saat ini bahkan bisa menyaingi seluruh pendapatan domestik bruto alias GDP sebuah negara seperti Kroasia ataupun Estonia. Bahkan kekayaannya mempunyai persentase 0,01% jika dibandingkan dengan total GDP seluruh negara di dunia. Pada berita "Siapa Bisa Saingi Rp 1.000 Triliun Bill Gates ?" dijelaskan terdapat delapan orang yang berpotensi besar untuk mengalahkan kekayaan Bill Gates.

Pertama adalah Mark Elliot Zuckerberg CEO Facebook. Meskipun berusia muda, cerdas, dan kaya raya tetapi semua kelebihan itu tidak membuat Mark Zuckerberg jadi sombong dan banyak gaya. Bahkan dalam kesehariannya dia terkesan sangat sederhana untuk seorang anak muda yang punya harta kekayaan berlimpah. Di usianya yang baru 29 tahun, Billionaire Index menyatakan tercatat Mark Zuckerberg telah mengumpulkan pendapatan sebanyak USD 12,4 miliar atau sekitar Rp 154 triliun sepanjang 2013. Sementara Forbes memberikan taksiran USD 19 miliar atau sekitar Rp 229 triliun.

Kelebihan Mark Zuckerberg yang mungkin patut diacungi jempol selain visinya soal bisnis social media, mantan hacker ini juga seorang filantropis sejati. Ia bisa dibilang salah satu miliarder paling dermawan. Menurut penelitian Chronicle of Philantropy, Mark Zuckerberg menyumbangkan uang senilai USD 990 juta untuk lembaga amal Silicon Valley Community Foundation. Jumlah sumbangan sebanyak itu, sekitar Rp 11,3 triliun kalau dirupiahkan telah membuatnya menjadi orang yang paling dermawan di antara para miliarder di Amerika Serikat sepanjang tahun 2013. Mark Zuckerberg sudah lama dikenal sebagai sosok murah hati. Pada Desember 2010 dia bersama Bill Gates, Warren Buffet serta para miliarder lainnya menandatangani deklarasi Giving Pledge untuk menyumbangkan sedikitnya separuh kekayaan mereka untuk misi kemanusiaan.

Kedua adalah Larry Ellison sang pendiri Oracle yang dikenal sebagai sosok eksentrik dan gemar bermewah-mewahan layaknya Tony Starks "Iron Man" di dunia nyata. Kekayaannya pria yang memasuki usia 68 tahun ini di perkirakan mencapai USD 43 miliar atau Rp 518 triliun dan masuk lima besar di Forbes Billionaires. Meski kekayaannya berlimpah namun Ellison juga tak melupakan sisi kemanusiaan. Bersama kolega miliarder lainnya seperti  Bill Gates dan Waren Buffet, Ellison pun tak jarang ikut menggalang dana bantuan kemanusiaan. Memang untuk menjadi seorang filantropis, Ellison masih kalah populer dibandingkan Bill Gates. Tetapi setidaknya ia termasuk sebagai orang super kaya yang cukup dermawan dengan seringkali menyumbangkan "sedikit" harta kekayaannya.

Disini saya hanya menjelaskan dua dari delapan orang yang berpotensi besar untuk mengalahkan kekayaan Bill Gates karena kedua orang tersebut yaitu Mark Elliot Zuckerberg dan Larry Ellison menarik perhatian saya. Selain mempunyai harta kekayaan yang luar biasa dan merupakan salah satu diantara orang-orang paling kaya di muka bumi, mereka berdua juga merupakan orang yang murah hati dan mempunyai jiwa sosial atau kepedulian terhadap sesama yang begitu tinggi. Selanjutnya saya akan coba share cerita tentang kebaikan dari James Bender dalam bukunya yang berjudul  How to Talk Well yang saya dapatkan dari Broadcast Blackberry Messager beberapa tahun yang lalu sebagai berikut:

Menyebutkan sebuah cerita tentang seorang petani yang menanam jagung unggulan dan sering kali memenangkan penghargaan sebagai petani dengan jagung terbaik sepanjang musim.

Suatu hari seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan petani tersebut, wartawan itu menemukan bahwa petani itu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya.

Wartawan tersebut bertanya, "Bagaimana anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya ?" tanya wartawan dengan penuh rasa heran dan takjub.

Petani tersebut menjawab, "Tidakkah anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang lain. Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang. Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus pula" jawab si petani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline