Potensi wisata gastronomi di Desa wisata tista yang berlokasi di di kecamatan kerambitan, kabupaten tabanan, provinsi bali ini telah mengantongi surat keputusan bupati tabanan tentang desa wisata pada tahun 2016 ini memiliki segudang potensi kuliner yang dapat di kembangkan menjadi wisata gastronomi, wisata gastronomi merupakan wisata kuliner yang tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisiologis (makan dan minum) tapi juga tentang makna dibalik makanan yang di santap atau storytelling, dalam pengungkapan makan dibalik makanan dengan storytelling, point nya terletak pada bagaimana kita menyampaikan cerita tersebut, bukan apa yang akan kita sampaikan. maka dari itu, sebuah konten cerita merupakan nomor dua, yang utama adalah tehnik storytelling yang mampu memberikan rasa penasaran kepada audiens.
Salah satu konsep yang dapat dipakai adalah triangel of indonesian gastronomi, sebuah yang telah di presentasikan di UNWTO dan menjadi konsep yang dipakai Ubud sebagai protoype gastronomi indonesia pada tahun 2019 yang telah disetujui oleh UNWTO. Konsep triangel of indonesian gastronomi ini di bagi pada dua komponen : sejarah (ritual) dan budaya (rempah) lalu di tuangkan dalam storytelling.
Di desa wisata tista, terdapat beberapa potensi gastronomi seperti kopi redesta (rempah desa tista) kopi yang unik ini digunakan sebagai terapi berhenti merokok yang terdiri dari racikan rempah-rempah seperti cengkeh, jahe, kayumanis, kapulaga, serai, gula bali dan aneka rempah lainnya yang di rahasikan resepnya.
selain itu, terdapat juga kudapan bubuh sambel cak-cak bubuh dalam bahasa indonesia diartikan sebagai bubur dan cak-cak adalah halus, sehingga dapat di artikan secara umum bubuh sambel cak-cak merupakan kuliner yang menyajikan bubur dengan kondimen sayuran, daging ayam suir dan sambel yang di buat dengan tehnik mencincang seluruh komponen sambel hingga halus. Bubur ini disajikan pada pagi hari menemani wisatawan berlari pagi atau bersepeda di hamparan sawah desa wisata tista
Dengan adanya minuman kopi redesta dan makanan bubuh sambal bejek, menjadikan desa wisata tista berpeluang untuk mengungkap makanan dan minuman lainnya yang memiliki keunikan dari segi sejarah dan budaya, selain itu konsep pengembangan wisata gastornomi menurut UNWTO pada tahun 2019 pada annual report of tourism and rural development, rural village atau desa wisata sangat berpotensi untuk pengembangan wisata gastronomi karena autensitas dari cara pengolahan, bahan makanan, tempat pengolahan dan tempat penyajian yang memiliki ciri khas pedesaan yang autentik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H