Lihat ke Halaman Asli

Hari Raya Galungan dan Yadnya untuk Penyucian Diri

Diperbarui: 2 Agustus 2023   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umat Hindu melaksanakan perayaan Hari Raya Galungan yang berlangsung di Pura Agung Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/4/2021).(KOMPAS.com / AJI YK PUTRA)

Umat Hindu di Indonesia dengan kalendernya sendiri memiliki hari raya yang datang setiap 210 hari, salah satu adalah hari raya Galungan, yang tepat jatuh pada hari Rabu, wuku Dunggulan. 

Pada tahun ini hari raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023. Pada tanggal tersebut, adalah pertemuan antara sapta wara-pancawara dan wuku (dalam penanggalan Jawa Bali). 

Hari Raya Galungan sejatinya adalah kemenangan dharma melawan adharma (kebatilan), namun dalam perspektif pengabdian pada Hyang Mahakasih, Galungan adalah sebuah metode yang sarat makna, seperti prosedur baku untuk melakukan perilaku 'cinta pada kebenaran, dengan terminal akhir kepada Sang Maha pencipta, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Kemenangan yang paling hakiki dan dengan kesulitan yang tinggi adalah melawan musuh yang ada dalam diri. Musuh yang sangat dekat, namun kerap lupa disadari, sehingga membutuhkan apa yang disebut ksama, kesabaran. 

Kesabaran ibarat bumi/tanah yang selalu menerima apa pun yang diberikan padanya, bau tanahnya tidak berubah. Kestabilan sang jiwa sangat dibutuhkan dalam hal ini.

Seorang penyembah seperti itu tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri tetapi juga membantu orang lain untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Cinta mengalir dalam aliran tanpa akhir melalui umat manusia sepanjang waktu. 

Dengan mengarahkan cinta ini pada objek-objek duniawi dan kesenangan sesaat, manusia kehilangan kesempatan untuk membuat hidup memiliki tujuan dan memperoleh kebahagiaan abadi. 

Manusia harus mengarahkan cinta ini kepada Tuhan untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya. Cinta Ilahi tidak dikembangkan oleh pendidikan sekuler atau studi kitab suci. Itu muncul dari hati yang jernih dan murni. 

Perubahan adalah teman, bukan musuh. Perubahan adalah peluang yang brilian untuk tumbuh.

Menyadarkan diri sebagai dari tanah, dan selalu dekat dengannya, karena tubuh juga terdiri dari tanah itu salah satu dari 5 unsur penyusun tubuh manusia. Panca maha buta (akasa =hampa), bayu (angin), teja (sinar), apah (air), dan perthiwi (tanah), dari tingkatan terhalus sampai terberat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline