Atmosfer politik negara yang berjuluk mutu manikam di khatulistiwa ini sedang hangat, tentang persiapan menyambut Pemilu. Berbagi manuver politik dilemparkan, sehingga benak langit publik berhamburan komentar dan pernyataan dari para elit politik terus berseliweran,di media sosial, bak kembang api menyambut perayaan tahun Baru. Pernyataan itu tentu untuk memeriahkan pesta akhbar pemilu 2024 sekaligus mencari panggung agar mereka bisa dicoblos nanti saat di bilik suara.
Mereka banyak nyinyir pada pemerintah berkaitan tentang oligarki, Politik dinasti politik, dan korupsi. Dan, pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi terus dikomentari sangat pedas tentang dinasti politik dan oligarki. Memang faktanya " keluarga presiden, yakni Gibran dan Bobby, menjadi walikota. Walaupun secara Undang-Undang, dan dialam demokrasi itu tidak dilarang, namun kondisi itu menjadi celah untuk dibidik oleh mereka yang berseberangan dengan presiden Jokowi.
Perihal oligarki, di sisi lain, aktivis pergerakan Andrianto berteriak lantang bahwa, kepemimpinan Presiden Joko Widodo khususnya periode kedua, oligarki kian "paripurna" karena semua berada di lingkaran pemerintah. "Jokowi lah yang menciptakan oligarki paripurna dengan mengajak kompetitornya Prabowo-Sandi ke dalam Kabinet (https://politik.rmol.id/read/2022/09/02/545885/). melihat fenomena ini, perlu ditelaah apa sesungguhnya oligarki itu.
Tak banyak orang tahu,perdefinisi, atau terminologi dan ontologi apa mahluk yang disebut oligarki ?.Kecurigaan beberapa elemen tentang oligarki politik dalam pemerintahan saat ini, membuat saya bersungut-sungut, walaupun saya tidak pernah banyak belajar ilmu politik secara akademik.
Namun telaah lewat kajian literatur , diskusi dan pernah ikut pergerakan dan demonstrasi tahun 98 di ITB, serta ikut dibeberapa survey pilkada di daerah, membuat saya tertarik untuk menulisnya, mengapa begitu? Sebagai warga negara, apalagi pendidik/dosen, pertanyaan berkisar pada hiruk pikuk pemilu haruslah bisa dijelaskan kepada mereka (mahasiswa, teman , Keluarga, atau ruang diskusi Ketika saya sebagai narasumber), yang sempat bertanya ke saya. Lebih-lebih tentang oligarki politik.
Sinyalemen itu, memang perlu ditelaah lebih jauh untuk meningkatkan literasi kita terhadap politik tanah air. Dalam ulasan ini, menarik mengungkapkan tentang Literasi itu apa, oligarki dan beberapa contoh yang terkait dengan oligarki dalam pemerintahan Joko Widodo?
Pentingnya Literasi politik
Literasi adalah menurut kamus Britannica, menyebut, bahwa literasi, kapasitas untuk berkomunikasi menggunakan tanda atau simbol tertulis, tercetak, atau elektronik untuk mewakili bahasa. Literasi biasanya dikontraskan dengan kelisanan (tradisi lisan), yang mencakup seperangkat strategi yang luas untuk berkomunikasi melalui media lisan dan aural. Namun, dalam situasi dunia nyata, mode komunikasi melek huruf dan lisan hidup berdampingan dan berinteraksi, tidak hanya dalam budaya yang sama tetapi juga dalam individu yang sama.
Kemampuan menjelaskan oligarki itu, bagi saya agar bisa kita gunakan sebagai kemampuan membangun literasi dalam berpolitik" menjadi pengetahuan dan bisa memberikan pandangan agar tidak keliru. Literasi dalam bidang politik , khususnya berkenaan dengan Oligarki politik menarik untuk diketahui, sebelum nya ada baiknya diketahui, apa yang dimaksud dengan literasi
Pentingnya Literasi politik itu , yang bukan semata tentang pengetahuan, melainkan juga tentang skill atau keterampilan dalam mengakses, mengkombinasikan, dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal lain, yakni sikap politik warga negara yang lebih otonom dan berlandaskan kepekaan nalar.