Pagi yang indah dan semburat cahaya mentari pagi membangunkan diriku yang lagi terjeda dalam rindu. Kenangan demi kenangan bertumpu menkonstruksi banyak harapan dan narasi kehidupan yang terus hadir berjenjang. Kenangan menyeruak bagai desira angin pagi menembus bilik kayu yang mulai menua. Semua hadir bersama sinar Mentari pagi yang mengkhabarkan akan jiwamu yang cantik mempesona jiwa dan ragaku, tak pernah pupus dari hangatnya benak yang selalu memiliki asrat bersatu padu untuk menjawab dan mengisi hati yang merindu, bagai air yang terus memburu samudera luas. Terbayang saat bertemu di pesisir pantai selatan, di bawah pohon pandan yang rindang di atas hamparan pasir putih yang menawan.
Di tempat yang indah itu, menjadi saksi betapa cinta tak pernah pudar, ada semacam senyawa cinta yang terus memopa hati dan ingatan untuk dapat hadir menggapai sebuah sketsa hidup masa depan yang selalu dirimu impikan, engkau berbisik pelan" Aku tergugah dalam hasrat cinta, aku jatuh cinta padamu karena seakan alam semesta mendukungku. Begitulah aku yakini dengan sangat dalam pada kisi-kisi hatiku ini, lalu bagaikan awan berarak di timur itu, bersua " Bahwa lewat bahasa cinta yang mempesona jiwaku, keyakinan seakan membalut jiwaku, kita dapat selalu ada dan bertahan terhadap derita kekurangan mujuran, kemiskinan, serta pahitnya hidup, kesedihan, dan duka karena perpisahan itu. Perpisahan memang selalu menjadi sahabat pertemuan, bagaikan sepucuk daun dengan batang, ada waktu untuk tumbuh dan tumbuh lalu menguning dan berpisah menuju tanah.
Berkaca dari gelombang laut menyentuh bibir pantai, membuat pasir-pasir putih penari kian kemari, elok dan menambah indahnya alam pantai , seperti semburat senyummu menyertai angin yang terus berhebus menerpa rambut ikal yang tak terlupakan berjurai memnghiasi wajahmu" Engkau selalu berkata bahwa, Hidup seseorang menjadi teramat gelap dan gersang jika tanpa hasrat dan keinginan. yang menjadi harapannya. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta dan kasih sayang.
Walaupun kini engkau jarang bersua, vibrasi jiwamu penuh kedekatan, seakan jarak ternisbikan oleh getaran hati itu sebabnya bibir ini selalu berbisik engkau segalanya bagiku, kecantikn jiwa ragamu membuat asa damai selalu. Sintesis harapan dan kerinduan menjadi produk reaksi sang jiwa. Walaupun hari ini tanpa kabar namun getaran jiwamu mendekat dengan ku, engkau memang memberikan sebuah inspirasi padaku, teringat malam itu di suatu tempat yang indah, aku merapatkan tubuhku padamu, engkau tersenyum bahagia , dunia menjadi tempat yang sangat indah bagi mereka yang merajut cinta, engkau memberikan sebuah harapan hidup tak harus berhenti disini, apapun alasannya , matahari akan terbit esok hari.
Bahwa dunia menjadi sangat menarik dan indah selalu, kerja tidak selalu mendatangkan hasil saat ini, dia akan menjadi titik yang terus tersambung untuk mengantarkan kesusksesan baru. Engkau berkata dalam suara yang paling indah, "Jika air mata kita tidak menuntun kita untuk bertindak maka kita telah kehilangan alasan kemanusiaan kita, yaitu kasih sayang. Welas asih manusia mengikat kita yang satu dengan yang lain - bukan dengan rasa kasihan atau merendahkan tetapi sebagai manusia yang telah belajar bagaimana mengubah penderitaan kita bersama menjadi harapan untuk masa depan.
Bibir ini berucap walau tertelan suara deru gelombang pantai, Kasihku....Senyummu yang indah dan hawa badanmu yang ranum kerap memberikan sebuah asa sehingga ruang kesadaranku melayang, seperti jilatan demi jilatan api, membuat cinta terasa berkumandang dalam ruang yang bervibrasi, bergerak menuju dialog yang terus mengukir langit ... Polimerisasi dahaga rindu, membuat elemen-elemen kehidupan bersiap untuk dirangkai menjadi sekumpulan unit , disana Bahasa cinta terkatalisis untuk segera mencapai titik kesimbangan jiwa
Lalu endapa kebaikan pun terjadi , dibarengi dengan awan berarak seakan tersenyum memperindah wajah membuat jiwaku semakin kuat berkata dalam remangnya pagi engkau memberikan sebuah harapan manis tentang cinta yang putih dan membara kini, kini konsentrasi benakku pada buah itu masak menjadi sumber kehidupan dahaga cinta. Selain itu tetes air embun mulai nampak dalam hutan yang terus menipis , semua itu selalu membuat jiwa-jiwa ini terberkati dalam dahaga, yang menggelorakan sebuah harapan , kapan lagi kita bertemu sayang.....?
Sayang..... engkau adalah bagian salah satu elemen manusia yang unik, dan cerdas, pendapat ini memang benar dan dirimu sangat menghargai waktu, sebab pendapat ini menunjukkan sebuah kejujuran makna, dan manusia adalah makhluk yang tertinggi dari sisi kecerdasannya untuk membangun kebudayaannya, seakan mewujud dalam dirimu, engkau menjadi bagian inspairasiku, memetabolisme untuk menggapai energi aktivitas cinta dalam dalam system ruang dan waktu berjuluk pelayanan dan pengabdian. Itu sebabnya pendaran jiwamu memberikan asa cinta ibarat mata air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat, yang manis di bibir menghangatkan badan, tetapi tidak jarang juga memabukkan dan membuat melayang,
Sayang.... katamu selalu memotivasiku, Semakin baik engkau menata diri, semakin banyak yang akan engkau kemas ke dalam hidup. Sebagian masa depan seseorang tergantung dengan siapa dia bergaul. Kedekatan adalah sebuah nalar. Di Koridor itu benar adanya bahwa, membuang waktumu untuk melakukan hal yang tidak berguna dapat menghancurkan masa depanmu. Sayang berikanlah sebuah khabar indah pagi ini, aku sangat menunggumu sayang, kerinduan lama belum terobati selalu sayang.