.
Udara dingin dari arah pegunungan berhembus , menerpa wajah sosok tua itu di pinggir pantai, telapak kakinya trendam sebagian di pasir halus itu.
Air laut utara dengan gelombang sedang masih menyisakan kejernihan alami, kerikil dan pasir di dasar pantai masih terlihat jelas, dan ikan berenang kian kemari sangat asri, menyedapkan mata.
Saya mendekati orang tua itu, dia tersenyum dan berkata, sini duduk sama saya, katanya memulai percakapan, begitu mimiknya yang keriput di arahkan ke saya. Disana terlihat bahwa ketulusan adalah bahasa hatinya.
Dalam suasana yang dimanjakan oleh curahan cahaya sore itu, saya mendekat dan duduk di sampingnya. Pandangannya jauh ke utara dibatas garis Horison, pertemuan antara langit dan laut biru, dengan sedikit awan-awan putih berarak.
Sambil memperbaiki temapat duduknya, dia, berkata" hidup memang menarik, hidup menjadi kian menarik dalam kebersatuan dengan alam. Di titik tertentu dalam hidup, keindahan dan keasriaan alam sangat cukup untuk kita pahami dan nikmati.
Kita tidak usah susah memotret, melukis, atau bahkan mengingatnya karena sudah terhampar demikian luas dan bagus. ."
Alam dan manusia adalah tentang kesederhanaan yang tak pernah palsu.dan pura-pura Alam dan manusia bukanlah tiruan."Ketika sudah letih dengan kehidupan yang penuh tipu daya. Akhirnya alam lah yang menjadi tempat paling nyaman untuk dituju.
" Saya membalasnya dengan tersenyum sambil merenungi kata-katanya yang dalam.
Berdialoglah seperti halnya cahaya mentari sore ini, yang selalu menjadi akhir yang mengesankan dengan wajah manisnya untuk kita. Pada akhirnya kita selalu mengartikan sebuah kehidupan dengan kebahagian, sebab Bahagia sebagai sebuah kenyataan bila mengharapkan sesuatu dari apa yang dimiliki.