Batubara, kini nasibnya sama dengan Nikel, diolah dalam negeri. Pemerintah melarang mengeksport batu bara ke luar negeri. Karena batubara itu selama ini diekspor mentah keluar negeri,walaupun larangan itu dibatalkan, namun suasana pengolahannya menjadi LPG tetap menarik disimak. Pasalnya, Indonesia masih mengimport LPG sangat besar, lalu apa hubungan keduanya?
Batubara dapat diolah menjadi Dimethyl Ether (DME) itu merupakan proses membuat batu bara menjadi gas, yang setara dengan LPG. Proses pengolahan batubara menjadi DME itu, telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Presiden mengatakan ''Impor elpiji kita itu gede banget. Dari kebutuhan elpiji tahun 2021 yang mencapai 8,8 juta ton, menurut data dari Kementerian ESDM, 6,9 juta ton di antaranya harus diimpor. Pasokan dari dalam negeri baru sekitar 1,9 juta ton. Harga jual elpiji ke masyarakat lebih rendah dibanding harga impor dari luar negeri. (https://indonesia.go.id/ 28 Februari 2022)
Presiden Jokowi mengambil Langkah tepat, membuat hilirisasi batu bara, sesungguhnya langkah itu sejatinya sudah diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Menunggu hampir 12 tahun , akhirnya proyek hilirisasi batu bara, khususnya untuk proyek gasifikasi menjadi DME, baru bisa segera terwujud. Sebuah Langkah yang sangat membanggakan, semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
LALU APA DME ITU?
Dimethyl ether (DME) adalah bahan bakar generasi baru yang dihasilkan dari gas alam dan batubara. Bahan bakar ini dapat digunakan langsung ke mesin pembakaran internal (IC) konvensional tanpa modifikasi yang signifikan.
Keuntungan utama pembakaran DME pada mesin IC adalah emisi NOx dan partikulat yang rendah dibandingkan dengan bahan bakar cair fosil. Dengan demikian, penggunaan DME pada mesin IC berpotensi untuk meningkatkan efisiensi mesin dan mengurangi emisi di masa depan dengan upaya yang minimal.
Atas dasar itu, ulasan ini hendak memberikan ulasan komprehensif tentang beberapa topik yang terkait dengan DME sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin IC dan upaya untuk meningkatkan pemanfaatannya dalam memenuhi regulasi efisiensi tinggi, yang rendah emisi di masa depan.
Oleh karena itu DME merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan untuk mesin IC karena karakteristik pembakarannya mendekati nol emisi partikulat yang dipengaruhi oleh struktur kimianya, yaitu CH3--O--CH3 dan kandungan oksigen sekitar 35 % berat.
DME memiliki angka setana yang tinggi dan dapat dengan mudah mengalami atomisasi. Keunggulan ini sangat berguna untuk teknologi pembakaran seperti homogeneous compression charge ignition (HCCI).
Menurut Azizi, alasan DME dianggap sebagai bahan bakar alternatif dan bersih adalah karena penyimpanannya yang aman. Ini karena eter tidak akan membentuk peroksida yang mudah meledak. Alasan lainnya adalah DME hanya mengandung sekitar 35% oksigen dan hanya memiliki ikatan CH dan CO dan tidak memiliki ikatan CC. Selain itu, produk pembakaran seperti CO dan emisi hidrokarbon yang tidak terbakar lebih kecil dari gas alam.
DME memiliki tekanan uap yang mirip dengan LPG, sehingga dapat digunakan pada infrastruktur transportasi dan penyimpanan. Karena angka setana yang tinggi, DME dianggap sebagai bahan bakar alternatif yang menjanjikan yang ketika dibakar tidak menghasilkan emisi partikulat dan gas beracun.