Nyepi, untuk menuju terminal akhir 'hening', kemudian kosong. Di zone itu sulit dipikirkan. Ruang yang tak bisa didefinisikan dengan sebait kata atau seutas kalimat yang berDERET. Kondisi itu bisa dicapai ketika ikhlas menjadi vibrasi hati, yang merupakan relung terdalam pusaran jiwa, akibatnya semua yang ditemui, dikatakan" luput winikalpa", sukar untuk dibayangkan, juga tak dapat terkatakan, yang disebut anirvacanyam,
Anirvacanyam adalah kondisi dimana otak, tak mampu bernalar, yang hanya dibutuhkan penyatuan, sehingga memasuki zone ke-Tuhan-an, tak ada aktivitas rasio, di sana hanya ada dimensi baru, yaitu kasih. Bagaimanakah kasih itu sendiri? tak bisa dikatakan juga, sama seperti, rasa manis pada gula, hanya bisa dirasakan.
Di bingkai itu antara yang dicari dengan yang mencari masuk ke vibrasi kesetaraan dan kesamaan (samnatva) beresonansi meruang memenuhi semesta. Maka, Pikiran, perkataan, dan perbuatan, pun bekerja dalam satu indikator tunggal, selaras.
Proses penyelaraan adalah 'karma' dan itu datang tak mudah, diusahakan dengan piranti disiplin, lewat tali kekang terhadap indra, akibatnya dia akan dimurnikan, secara perlahan namun pasti akan terjadi 'hilang klesaning awak, keterikatan badan akan lenyap, dan kedamaian tertinggi (prashnti) hadir sebagai sebuah kado hadiah semesta raya.
Dalam keadaan gawat apapun, pelaku keselarasan tak tersentuh bahaya, Mengapa? Tar teka juga ikang bhaya, ri sang dharmika, apanikang subhakarma rumaksa sira' (tidak akan timbul bahaya menimpa orang yang senantiasa melaksnakan dharma, karena perbuatan baiknya itulah yang melindungi."
Prashanti adalah juga perasaan seimbang dalam rentang fungsi waktu yang relatif lama,vibrasinya memiliki frekwensi alam, landai dengan gelombang berpendar tak terhingga. karena Gelombang longitudinal jiwa dan raga memiliki arah getaran yang sama dengan arah rambatan, membawa manusia memasuki fase intensionalitas (proses kehidupan psikis atau psikologis yang seimbang antara, 3 komponen badan wadag, yaitu perseptual, emosional dan action component. Indahnya perasaan seimbang, bisa hadir dengan nyata. saat anda bisa memberi dan memaafkan, maka keheningan menjadi situs bahagia tak berakhir (suka tan pewali duka, atau suka tak ada tepi)
Suka yang tak bertepi itu terjadi, ketika jiwa hening berada di zona Illahi, dimana Tuhan telah mengejewantah ' bahwa sang jiwa raga berada dalam kekuassan dan vibrasinya disana lah berpendar vibrasi Tuhan, untuk menjaga kita memberikan jaminan yang tak terkecuali' Ananyas cintayanto mam ye janah paryupasate.Tesam nityabhiyuktanam yoga-ksemam vahamy aham "Orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku aku bawakan apa yang dibutuhkannya,dan Aku memelihara apa yang dimilikinya (Bhagawadgita IX.22 )
Di bingkai itu, serahkanlah semuanya pada-Nya, rasakan tanpa kita berlagak sombong. Rumusnya sederhana, Tanpa kehendak-Nya "tak sehelai rumput pun mampu diterbangkan angin". Namun kadang keraguan membawa jiwa raga manusia menjauh dari pesan agung itu. Kata bijak berpesan, "Ketika Anda meragukan diri bahwa Anda bisa terbang, selamanya Anda terjebak tidak dapat melakukannya.
Terkadang suara-suara dari luar membuat kita tuli untuk mendengar suara-suara dari dalam. Melepaskan keraguan, dan selalu mendengar suara dari dalam, hanya dengan 'memegang saklar kehidupan oleh diri anda sendiri, dan bukan dengan mendengarkan orang lain, maka saklar kehidupan anda di pegang oleh diri anda sendiri dan tidak oleh orang lain atau lingkungan anda.
Orang mungkin akan ragu dengan apa yang Anda katakan, tetapi mereka akan percaya pada apa yang Anda lakukan.Oleh karena itu lakukanlah, seperti kita ragu akan hujan turun dari langit, walaupun mendung, toh hujan akan turun, walau entah dimana.
Sebab ketika manusia berserah padanya, Tuhan akan mengaturNya, pada saat itu maka kedamaian tertinggi hadir menjemput manusia, kedamaian tertinggi ini akan timbul terang yang agung (prakanti), dan dari terang ini akan muncul cahaya pencerahan yang mulia (param-jyoti).