Ruang publik perlahan sepi, hanya terdengar suara burung-burung gereja bersautan,di salah satu sudut pemukiman, gemericik air mengular menyiangi pematang sawah, perpaduan suara itu, sebagai SIMPONI ALAM YANG RITMIS, desau angin hari ini, membawa virus corona atau tidak, tak ada yang bisa menangkapnya secara pasti, senyap, semua diminta siaga dan waspada, virus datang kerap tak diundang.
Maka, kita diharuskan berjarak, untuk selalu menghindar untuk saling bertemu tanpa jabat tangan , namun bila bersua, menggunakan anjali, namaste. Kita berkomunikasi dengan teknologi, karena amanah untuk menyukseskan hipotesis, bahwa'social distancing' dapat mengurangi penyebaran wabah' corona. Di koridor itulah kata bijak manarik di pahami, Never give up. Great things take time. Be patient" (Jangan menyerah. Hal-hal besar membutuhkan waktu. Bersabarlah). Sabar membuat subur. Masalah memunculkan peluang. Pesan orang tetua saya: Ingat, ini hanya hari yang buruk, bukan kehidupan yang buruk hadir di kita.
Hari yang buruk, karena manusia kerap tak disiplin. Virus Corona selalu hadir seperti bersama hembusan angin. Kita diminta disiplin untuk patuh pada SOP pemerintah, waspada, namun tetap berdiri untuk mematung merenungi diri. Cicit burung bagai hiasan pagi, lalu berbuncah menjadi hiasan alam nan indah kita terus hendak berjalan menuju sebuah kesunyian, tanpa canda teman, semuanya hendak berbaring dalam keremangan pagi untuk mulai menyusuri alam damai.
Sinar matahari masih terus bersua dalam sunyi, namun kita harus bekerja bak matahari, yang tak kenal lelah membangunkan kehidupan, sebab bila dia tak muncul kehidupan akan masuk ke zona kegelapan yang panjang. Matahari tak sendirian,kita menunggunya, kita merindukannya, disanalah dalil indah berbunyi, "Semua hubungan memiliki satu hukum. Jangan pernah membuat orang yang Anda cintai merasa sendirian, terutama ketika Anda berada di sisinya. Sebuah pesan yang sangat menarik memang.
Dalam sepi, kesepian adalah impian 'untuk mencari kekosongan yang kerap tak ada yang bisa berbuat untuk sesuatu itu. Butiran air menjadi tanda bahwa kehidupan selalu melahirkan dua dimensi baik dan buruk,Pesan bijak tetua, Janganlah menganggap remeh hal-hal yang terdekat dengan hati Anda. Rangkullah mereka seperti sama berharganya dengan hidup Anda, karena tanpa mereka hidup adalah sia-sia. Pesan yang bijak untuk mengusir kekhawatiran yang kian memuncak saat ini, yang terdekat dengan hati adalah alam, suasana alam. Siapkan hati untuk memasuki ruang vibrasi alam, menyatu dalam gelombang yang selalu harmoni.
Pesan matahari dengan cahayanya yang selalu bersahabat, memendarkan keseimbangan alam raya, mencontohnya untuk bekerja dan tetap melakukan tanpa jeda, sebab tak ada yang perlu digembar gemborkan, Perubahan itu menyakitkan, Virus corona (Covid -19) membawa inisiasi perubahan yang dasyat pada kehidupan manusia, jika tidak berubah,kita musnah, mereka tak tampak, Pesannya berubahlah, menyepilah dalam keheningan.
Keheningan Tuhan hadir, sebab Tuhan tiupkan kekuatan melalui ujian-ujian yang datang. Tuhan tangguhkan sesuatu untuk mendidikk kita menjadi orang sabar. Tuhan ambil sesuatu untuk mendidik kita akan ridha. Sampai, Tuhan akan beri sesuatu sebagai ganjaran.Saat itu, kita akan bagitu syukur dengan apa yang Tuhan aturkan ini, tenanglah. Sungguh, Tuhan menyukai orang yang senantiasa sabar.
Menarik Pelajaran yang dipesankan oleh Richard Marcinko, seorang Veteran perang Vietnam dari tentara AS, menuliskan, "Perubahan itu menyakitkan, Ia menyebabkan orang merasa tidak aman, bingung, dan marah. Orang menginginkan hal seperti sediakala, karena mereka ingin hidup yang mudah" Virus Corona membawa kita menuju perubahan, perubahan untuk menatap diri, bahwa manusia sejatinya, masih sangat lemah.
Kelemahannya pada hal yang tak terlihat, Covid-19, Virus, seuntai RNA yang dibawa angin, renik dan tak kasat mata, mampu membawa kekhawatiran global, mampu meruntuhkan saham dunia. Sungguh luar biasa.
Dibingkai itu manusia diajak merenungi diri, bahwa, "kekuatan itu adalah menerima segalanya dengan mengatakan bahwa kekuatan ada dalam kelemahan, dengan saling menghargai, dalam sepucuk predikat" memaafkan' apapun usaha yang ditempuh berbagai pihak dalam mengatasinya. sebab semua sisi memilikiki kekurangan, memaafkan sekali lagi itu menjadi identitas manusia,yang paham akan keunikan ciptaan dari maha karya Tuhan.
Virus Corona bak katalis dalam sistem masyarakat manusia saat ini, untuk mempercepat memasuki kesadaran manusia, untuk berbenah untuk menjadi lebih baik. Virus Corona seakan ingin berpesan, bahwa kedatanganku tak seberapa, dibandingkan azab-azab yang lain. Sambutlah segala kegelisahan hati dengan Istighfar buka keluhan, rawatlah segala kekecewaan dengan Doa dan gantikan keputus-asaan kita dengan harapan, bahwa cobaan membuat kita kuat dan bangkit.