Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Duryodana, Biarkan Aku Berkembang Sendiri

Diperbarui: 2 Maret 2020   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

simomot.wordpress.com

Seorang anak yang disanjung dan tak pernah didisplinkan, ibarat tanaman kacang, dia akan LIAR, DAN bisa melilit yang lain tanpa menghasilkan buah. Di bingkai itu, berlaku dalil, "Bukan apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang Kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu

Membuat anak disiplin memang bukan pekerjaan mudah, bak menanak nasi, perlu air dingin, lalu dipanaskan, tentu tanpa panas dia tidak akan matang, maka jejak-jejak tulisan dihati anak menjadi bekas yang sulit dihapus, semisal membandingkan dengan anak yang lain dan berburuk sangka pada anak sebelum mendengarkan penjelasan darinya, serta berteriak bukanlah cara mendisiplinkan yang baik. 

Anak tidak akan merasa dihargai ketika berkomunikasi atau meminta sesuatu dengan teriakan. Saat melarang atau ingin berbicara pada anak,MAKA perlu mendekatinya dengan suara lebih tenang, NAMUN itu tak terjadi pada diri Duryodana.

Duryodana, dia merupakan putra sulung pasangan Dretarastra dan Dewi Gandari, karakternya berkembang liar tak terkendali, sebab tak ada yang mampu mengendalikannya, dia dibiarkankan berkembang sesuai dengan asrat dirinya, iri dan dengki menjadi hiasan hatinya. benar kata pepatah, "If you want children to keep their feet on the ground, put some responsibility on their shoulders (Jika kamu ingin anak-anak kakinya tetap menapak di bumi, berikan beberapa tanggung jawab di pundak mereka)

Dirunut ke belakang pada masa awal kehamilan Dewi Gandari, dia merasa cemburu akan kehamilan Kunti yang lebih dahulu. Kecemburuan dan iri hati itu, ternyata memuluskan roh Iblis Kali memasuki janin dalam kandungannya, jadi Duryodana yang keras kepala, dan berhati buruk kepada guru dan para tetua, saudara sebangsa Kuru. Ini akibat saat ibu hamil memiliki suasana hati yang buruk.

Ditambah lagi, dalam asuhan Guru Drona, anak ini dibiarkan tumbuh sekehendak hatinya, sebab Drona sudah terperangkap, pada pilih kasih dan keberanian hilang diterpa sinar metahari dan angin puting beliung jabatan. Hatinya sudah terbelenggu stigma, bila berani menyalahkan anak-anak raja Drestarasta maka , dapurnya berhenti mengepul. Hatinya telah digadaikan pada 'uang dan misi balas dendam pada prabu Drupada, teman sekolahnya yang menyakitinya. Lalu dia bukan lagi menebarkan kebajikan untuk mengubah hati anak manusia yang didiknya, namun hanya ingin mendapatkan materi.

Widura sebagai supervisor kerajaan, mendatangi Gurukulam tempat sekolah para ksatria Kuru di didik, diskusi Widura dengan Durodana pun terjadi.

Inilah pesan Widura yang selalu tak pernah dituruti oleh Duryodana, "Duryodana, perlu engkau ketahui bahwa meskipun seseorang selalu menang dalam pertempuran, selalu mengalahkan musuh-musuhnya, jika ia tetap terkungkung dalam watak pemarahnya dan sering mengumbar amarahnya pada orang lain, mereka akan selalu kedatangan musuh-musuh baru; sedangkan bagi yang mampu mengekang nafsu amarahnya, tidak akan pernah ada musuh dalam hidupnya.

Duryodana tersenyum kecut, akau memiliki keinginan, manakala keinginn tak terpnuhi, maka kemarahan menjadi ciri utamaku, aku dilahirkan untuk marah, dan, aku memiliki cara bagaimana menyalurkan kemarahanku Minuman keras adalah salah satu cara ku.

Widura berkata lagi, "Minuman keras hanya diijinkan bagi orang yang benar-benar telah mampu menguasai indra-indranya, sedangkan bagi orang yang belum mampu untuk menguasai indranya, minuman seperti ini dilarang untuk di konsumsi.

Kemarahan hendaknya engkau minum, engkau kuasai dan engkau tundukkan, hingga dari itu kesabaran hati pasti engkau dapatkan. Seseorang yang berpikir bahwa mahluk-mahluk di semesta ini adalah bagian dari dirinya, yang perpikir bahwa orang lain adalah juga dirinya, mereka yang seperti ini tidak akan perah menjadi manusia egois, mereka menjadi kasih terhadap sekalian semesta raya; hanya orang seperti ini sajalah yang mampu memperoleh kesenangan dan kepuasan yang hakiki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline