Lihat ke Halaman Asli

Awas Motivator Abal-abal!

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, saya akui. Saya pernah menjadi korban investasi abal-abal.

Menyakitkan memang, tapi mungkin itu yang harus saya alami agar bisa menjadi seperti sekarang ini. Mengajari Anda ilmu finansial dan terhindar dari berbagai macam trik tipuan yang mengincar uang Anda.

Harga yang mahal harus saya bayar untuk mendapatkan pengalaman itu. Dan saya berusaha agar pengalaman buruk itu tidak terjadi juga dengan Anda.

Mungkin Anda bertanya, "Jika orang seperti Anda saja masih bisa tertipu, bagaimana lagi dengan kami?"

Jawabannya adalah "trust" alias rasa percaya yang berlebihan terhadap seorang figur.

Saya dulu tertipu karena kebodohan saya mempercayai begitu saja tawaran bisnis dari seorang figur yang sering saya baca profil dan kisah hidupnya di berbagai media. Saya pun rela merogoh kocek cukup dalam hanya untuk sekedar mengikuti Seminar maupun Workshop yang ia selenggarakan.

Sayangnya trik mempermainkan titik kelemahan yang bernama "trust" itu, masih digunakan segelintir orang yang sebenarnya tergolong cerdas (baca: licik) untuk menarik keuntungan. Bahkan sampai saat ini.

Modusnya masih tetap sama. Bahkan di zaman social media ini menjadi sangat mudah melakukan "pencitraan".

Awalnya, seorang calon motivator atau inspirator abal-abal hanya dikenal melalui kicauan ataupun kata-kata motivasinya di dunia maya. Mereka tiba-tiba muncul begitu saja. Tidak dikenal, minim follower. Just pop up!

Namun, kicauan mereka yang secara spesifik membahas satu tema membuat beberapa sahabat kita tertarik untuk meneruskan pesan itu kepada teman dan sahabat yang lain. Apalagi jika kicauannya di-endorse oleh orang lain yang lebih dulu exist dan memiliki follower yang lebih banyak di dunia maya. Mulailah follower si calon motivator ini ikut bertambah dari waktu ke waktu. Mungkin kita termasuk salah satunya. Sejak itu si calon motivator ditabalkan menjadi selebritas dunia maya.

Di sinilah "kecerdikan" si calon motivator patut diancungi jempol. Selain berkicau dengan tema khusus yang diusungnya, sesekali kicauannya juga menyentuh perasaan dan hal-hal mendasar kehidupan. Kadang juga dikait-kaitkan dengan kehidupan pribadi si calon motivator. Tujuan mereka adalah untuk membangun sebuah cerita yang sejalan dengan tema yang mereka bawakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline