Anda yang aktif di dunia social media apalagi memiliki gadget yang dilengkapi aplikasi BBM, tentu sering menerima ajakan untuk berinvestasi atau bergabung di bisnis yang menjanjikan imbal hasil yang fantastis. Pada umumnya semua ajakan itu berujung pada sistem piramida dan money game.
Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) yang di Indonesia lebih dikenal sebagai Manusia Membantu Manusia adalah kehebohan money game terakhir di dunia maya.
Kehebohannya tidak saja karena money game ini menjanjikan pengembangan modal yang menggiurkan, tapi juga karena sistemnya yang sangat cepat berkembang, bahkan kabarnya ada 2,5 juta akun ini yang dimiliki orang Indonesia.
Sistem ini sangat cepat berkembang karena dua faktor: biaya untuk bergabung yang murah (mulai dari Rp 100 ribu – Rp 10 juta) dan iming-iming pengembangan dana sampai 30%.
Tak heran banyak yang kehilangan akal sehat dan membuat “arisan” ini mewabah mulai dari anak-anak mahasiswa, karyawan swasta, PNS, aparat pemerintah, bahkan ibu-ibu pengajian. Duh!
Mengapa masyarakat kita begitu gampang terkecoh dengan investasi bodong seperti MMM?
Bukankah hal seperti ini sudah berkali-kali terjadi?
Masih ingat dengan Speedline, VGMC, GTIS, Raihan Jewelery, dan lain-lain yang sudah muncul lebih awal?
Buat Anda yang pernah mengalami masa-masa kejayaan Surat Pos, tentu ingat “Arisan Berantai Kemanusiaan”.
Sistem arisan berantai tak jauh berbeda dengan sistem MMM! Bedanya adalah, MMM dikelola secara online, sedangkan Arisan Berantai Kemanusiaan” mengandalkan copy surat dan bukti transfer via ATM/Bank.
Apakah masyarakat kita terlalu bodoh untuk jatuh ke lobang investasi bodong yang sama? Manakah yang lebih dominan di masyarakat kita , kebutuhan ekonomi yang mendesak, keserakahan atau kebodohan? Jujur saya tidak bisa menjawab.