Lihat ke Halaman Asli

Investasi Saham

Value investing

Lo Kheng Hong Bandingkan Bank CIMB Niaga dan Bank Jago

Diperbarui: 16 April 2022   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lo Kheng Hong value investor senior dengan julukan warren buffet indonesia saat mengisi seminar mencontohkan analisis saham sederhana dengan membandingkan valuasi serta besaran aset yang dimiliki bank cimb niaga dan bank jago. Dalam banyak seminar Lo Kheng Hong mengaku hanya menggunakan PE ratio dan PBV dalam melakukan valuasi saham karena mudah dan sederhana sehingga dapat dipahami olehnya. Menggunakan PER dan PBV  dalam menilai nilai wajar sebuah saham disebut dengan metode relative valuation. 


PT Bank CIMB Niaga Tbk adalah anak usaha CIMB yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 374 kantor cabang, 33 kantor kas bergerak, 44 titik pembayaran, dan 4.316 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Bank Niaga (1955-2008) Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 26 September 1955 dengan nama "PT Bank Niaga". Pada tanggal 11 November 1955, bank ini mendapat izin dari Kementerian Keuangan untuk beroperasi sebagai sebuah bank umum. Pada tahun 1973, Bank Agung digabung ke dalam bank ini. Pada tanggal 22 November 1974, Bank Indonesia menetapkan bank ini sebagai sebuah bank devisa. Pada tahun 1978, Bank Tabungan Bandung digabung ke dalam bank ini, dan pada tahun 1983, Bank Amerta juga digabung ke dalam bank ini. Pada tahun 1987, bank ini menjadi bank asal Indonesia pertama yang menyediakan ATM. Pada tanggal 29 November 1989, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1991, bank ini menjadi bank asal Indonesia pertama yang menyediakan layanan perbankan secara daring. Pada tanggal 16 September 2004, bank ini membentuk Unit Usaha Syariah untuk dapat menyediakan layanan perbankan dengan prinsip syariah. Akibat krisis finansial Asia 1997, mayoritas saham bank ini kemudian dipegang oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada tahun 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (kini CIMB Group) resmi mengakuisisi mayoritas saham bank ini. 

LippoBank (1948-2008) Bank ini memulai sejarahnya pada tanggal 11 Maret 1948 sebagai salah satu bank swasta pertama di Indonesia dengan nama "NV Bank Perniagaan". Pada tahun 1977, NV Central Commercial Bank digabung ke dalam bank ini. Pada bulan Maret 1989, bank ini mengubah namanya menjadi "PT Bank Lippo". Pada tahun yang sama, PT Bank Umum Asia digabung ke dalam bank ini. Pada tahun 1989, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini kemudian melakukan ekspansi besar-besaran, sehingga pada Desember 2003, bank ini telah eksis di 120 kota di seluruh Indonesia. Bank ini pun fokus memberikan pinjaman pada sektor komersial retail, perusahaan distribusi dan perdagangan kecil dan menengah. Hingga tanggal 29 Februari 2004, pemegang mayoritas saham LippoBank adalah Swissasia Global. Pada tanggal 30 September 2005, pemegang mayoritas saham CIMB Group, yakni Khazanah Nasional resmi mengakuisisi mayoritas saham bank ini. 

Bank CIMB Niaga (2008-sekarang) Sebagai pemilik mayoritas saham Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007, Khazanah telah berencana untuk menggabungkan kedua bank tersebut, sesuai kebijakan dari Bank Indonesia. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga diubah menjadi CIMB Niaga. Pada tanggal 1 November 2008, LippoBank resmi digabung ke dalam CIMB Niaga. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan meningkatkan status bank ini menjadi Bank BUKU 4. 

PT Bank Jago Tbk adalah sebuah bank digital yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 23 kantor cabang, 25 kantor cabang pembantu, 27 kantor kas, dan 35 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejarah Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1991 di Bandung dengan nama "PT Bank Artos Indonesia". Pada tahun 2016, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2019, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia milik Jerry Ng dan Wealth Track Technology Ltd. milik Patrick Sugito Walujo masing-masing mengakuisisi 37,65% dan 13,35% saham perusahaan ini, sehingga keduanya bersama-sama menjadi pengendali perusahaan ini. Jerry sebelumnya adalah Direktur Utama Bank BTPN, sementara Patrick adalah investor Bank BTPN sebelum diakuisisi oleh SMBC.[3] 

Pada tahun 2020, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang. Pada akhir tahun 2020, GoPay resmi mengakuisisi 22,16% saham perusahaan ini. Pada bulan Maret 2021, GIC ikut menjadi pemegang minoritas saham perusahaan ini. Pada bulan April 2021, perusahaan ini meluncurkan aplikasi Jago untuk memudahkan nasabahnya dalam mengelola keuangan. Pada bulan Juli 2021, perusahaan ini menjalin kemitraan strategis dengan PT Bibit Tumbuh Bersama. Pada bulan yang sama, perusahaan ini meluncurkan tahap awal dari integrasi dengan aplikasi Gojek, yakni Kantong Jago menjadi salah satu metode pembayaran non-tunai di aplikasi tersebut. Pada bulan September 2021, cimb niaga membentuk Unit Usaha Syariah untuk dapat melayani nasabahnya dengan prinsip syariah. 

#lokhenghong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline