Desa Sukosari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur lakukan terobosan dalam hal layanan pendidikan dan kesehatan secara bersamaaan melalui Sinergisitas PAUD dan Posyandu (Sipadu). Upaya tersebut dilakukan guna menyediakaan layanan pendidikan dan kesehatan secara bersamaan.
Nggoro, Kepala Desa Sukosari menuturkan sinergitas dua program tersebut berawal dari rendahnya kunjungan anak ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) karena waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan aktivitas PAUD. Lantas ia berinisiatif membentuk Sipadu dengan konsep kolaborasi antara pengelola PAUD dan Posyandu yang dipandu tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.
"Dengan satu misi bersama untuk memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara prima, mandiri, dan ceria, maka pemerintah desa mengajak bidan desa dan Kepala PAUD Kenari untuk membuat jadwal yang sama dengan pelaksanaan Posyandu," ujar Nggoro, Kepala Desa Sukosari saat berbagi pengalaman dalam Seminar Nasional untuk Kepala Desa "Menuju Pendidikan Desa Berkualitas - Melalui Penyelenggaraan PAUD Berkualitas di Desa", yang dilakukan secara daring, pada Kamis (24/2).
Menurut Nggoro tidak hanya anak balita yang mendapatkan pelayanan, namun orang tua atau pendamping anak juga difasilitasi dalam satu Komunitas Perempuan Lincah Aktif Kreatif (Koplak). Melalui komunitas ini para orang tua atau pendamping anak mendapat pembekalan keterampilan seperti membuat bunga dari bahan stoking, bros dan aksesoris, tutup gelas, menghias toples, dan sebagainya. Hasilnya dijual untuk peningkatan ekonomi keluarga.
Selain itu, dalam program Sipadu, para kader Posyandu dan guru PAUD juga memberikan penyuluhan kesehatan kepada orang tua dengan pola ceria, serta berbagi ilmu dan pengalaman baru dalam PAUD. Dengan demikian, ada tiga hal yang bisa dilakukan dalam waktu bersamaan yaitu kegiatan Posyandu, PAUD di luar kelas, serta pelatihan keterampilan bagi orang tua atau pendamping anak.
Diakui Nggoro, banyak perkembangan yang terjadi setelah dilakukan program Sipadu di Desa Sukosari. Bunda PAUD Desa Sukosari, Rohmini, menyebut beberapa dampak positif yang dirasakan antara lain tingkat kehadiran ibu dan balita ke Posyandu menjadi lebih baik dan teratur; program kegiatan dinas kesehatan dan Puskesmas berjalan lebih optimal, kualitas dan kuantitas tingkat kesehatan dan pendidikan meningkat, kapasitas pengetahuan orang tua terhadap kesehatan, pendidikan, dan keterampilan juga semakin meningkat, serta terjadinya peningkatan anggaran dari APBDesa untuk lebih mendukung kegiatan di Posyandu.
"Kami selalu mendukung dan memberikan dorongan kepada kader PKK dan pengasuh PAUD Desa Sukosari agar balita di Desa Sukosari menjadi anak yang sehat, cerdas, berkualitas, sesuai dengan usianya," tutur Rohmini.
Program Sipadu berjalan atas peran dari berbagai pihak seperti kepala desa dan perangkatnya, masyarakat, tim penggerak PKK, bidan desa, guru PAUD, dan kader Posyandu. "Semoga Sipadu bisa terus dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi desa lain," harap Nggoro.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Jumeri menyampaikan bahwa untuk melihat kualitas PAUD, ada empat elemen penting yang saling berhubungan yaitu kualitas proses pembelajaran, kemitraan dengan orang tua, dukungan pemenuhan layanan esensial anak usia dini di luar pendidikan, serta kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya.
Salam PAUD