Lihat ke Halaman Asli

Inung Kurnia

TERVERIFIKASI

Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Menyulap Lemari Usang Jadi Produk Kreatif

Diperbarui: 28 Juni 2021   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampakan lemari setelah dipotong-pootong (Foto: dokumentasi pribadi)

Lemari ini sudah 20 tahun menemani, sejak masih ngontrak hingga punya rumah sendiri. Lemari yang terbuat dari kayu olahan tersebut akhirnya tak bisa dipertahankan lagi setelah kakinya patah dan beberapa bagian jebol akibat keropos.

Membeli lemari baru untuk mengganti lemari lama tersebut sebenarnya bukan hal sulit. Budget untuk lemari sudah lama saya siapkan. Tetapi justeru yang jadi masalah adalah saat mau membuang lemari. 

Bagaimana membuang barang sebesar lemari di area Jakarta? Tukang sampah pun pasti repot jika harus dibebani dengan sampah sebesar dan seberat itu. Dikasih tetangga, belum tentu ada yang mau.

Walhasil, saya panggil tukang kayu untuk memotong-motong lemari, dengan tujuan memudahkan proses pembuangan. Dengan kondisi kayu terpotong-potong tentu mudah bagi saya menitipkan ke tukang sampah keliling atau nitip ke truk sampah saat ada kerja bakti di tingkat RW.

Saat pintu, dan dinding kanan kiri lemari sudah dipisah-pisahkan, saya sempat memegang dan mengamati kayu tersebut. Ada bagian-bagian yang masih kokoh dan bagus. Timbul ide kreatif saya. Akhirnya saya pun meminta tukang kayu untuk memotong bagian-bagian yang masih bagus dan kokoh.

Dari bagian-bagian yang kokoh tersebut lalu saya meminta tukang kayu membuat rak buku. Dengan sisa kayu yang lebar dan panjangnya sangat bervariasi, saya pun meminta tukang kayu membuat rak buku dalam bentuk kotak-kotak terpisah.

Satu lemari saya hitung bisa mendapatkan 11 kotak dengan ukuran selebar buku, tinggi sekitar 20 Cm dan panjang antara 30 hingga 50 Cm. Kayu yang ukurannya tanggung saya buat rak standing dengan 4 ambalan (tingkat).

Kotak-kotak kayu tersebut lalu saya cat putih semua, sengaja seragam agar mudah mengaturnya di ruangan.

Benar saja, setelah kotak-kotak kayu dicat putih, tidak lagi terlihat sebagai barang bekas. Semua nampak cantik. Anak saya pun terbelalak dibuatnya. Dua anak saya berebut untuk memasang di kamar masing-masing.

Rak buku cantik saya pasang di ruang tengah (dokpri)

Tiga kotak saya pasang di ruang keluarga untuk tempat buku-buku, dan botol-botol hand sanitizer. Dua kotak saya pasang di kamar tidur sebagai tempat penyimpanan barang-barang kecil, sisanya saya pasang di dapur dan ruang cuci.

Sisa kayu yang tidak bisa dimanfaatkan untuk rak kotak, saya bikin rak standing susun 4. Sisa lainnya saya buat rak untuk bunga plastik dekat jendela ruang cuci yang tidak terkena hujan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline