Lihat ke Halaman Asli

Era Menyaring Informasi

Diperbarui: 17 April 2016   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2015, Budaya masyarakat saat ini terus bergerak mengikuti perkembangan era digital yang terus berlari kencang.

Saat ini adalah zaman dimana informasi sangat mudah didapatkan. Melalui smartphone, masyarakat dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam waktu kurang dari 1 menit. Namun, bagaimana dengan kualitas informasi yang diperoleh?

Sebelum era digital, tantangan utama bagi masyarakat adalah "Bagaimana dan darimana kita MEMPEROLEH informasi?". Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah "Bagaimana kita MENYARING atau MEMFILTER informasi?". Menyaring informasi saat ini adalah hal yang tidak mudah, namun dapat diatasi jika kita jeli dan teliti dalam memperoleh informasi tersebut.

Saat ini, sumber informasi didapat dari berbagai portal berita yang sudah bertebaran di internet. Baik portal berita berskala kecil, sampai dengan portal berita yang besar. Apakah portal media berskala besar memberikan informasi yang 100% akurat? Belum tentu. Dalam hal ini, mari kita ambil contoh dari ranah Politik. Tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa portal media besar di indonesia seperti TVOne maupun MetroTV dikelola adalah orang yang berlatar belakang politik maupun pengusaha.

Dari pengamatan saya di berbagai sosial media, TVone dicap sebagai portal media pendukung KMP (Koalisi Merah Putih) yang selalu memberitakan berita yang memberatkan pemerintahan saat ini. Dilain hal MetroTV dicap sebagai portal media pendukung KIH (Koalisi Indonesia Hebat) yang selalu memberitakan berita pencitraan untuk pemerintahan saat ini dan memberatkan kubu oposisi pemerintahan.

Saya beri contoh yang masih segar di kepala kita. Yaitu mengenai kasus Papa Minta Saham yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto dan beberapa anggota MKD yang bagi sebagian masyarakat terlihat tendesius membela Setya Novanto. Saya menonton sidang tersebut melalui TVone dan MetroTV dan membandingkan keduanya. memang terlihat perbedaan sudut pandang bagi kedua stasiun televisi tersebut. Ketika sidang menghadirkan saksi Bos Freeport, Judul Headline TVOne adalah "Mengadili Bos Freeport". Sedangkan pada MetroTV, judul Headline yang ditampilkan adalah "Mengadili Etika Setya Novanto".

Bahkan ketika Sidang terakhir MKD, beberapa anggota MKD yaitu Kahar Muzakir, Ridwan, Bae, dan kawan kawan lainnya sangat tendesius membela setya novanto dan malah terkesan menyudutkan saksi dan pelapor. kahar muzakir, ridwan bae, dkk memberikan 'pelanggaran berat' untuk setya novanto. Cukup aneh, karena dalam sidang MKD sebelumnya, mereka sangat tendesius membela setya novanto. Dalam hal ini, cara MetroTV dan TVOne menyikapi hal ini sangat berbeda.

Di TVone, keputusan Kahar Muzakir dkk dianggap sebagai hasil yang mengejutkan dan dianggap membela rakyat, dan mempertanyakan mengenai sikap anggota MKD sisanya yang memberikan keputusan 'pelanggaran sedang' dan terkesan tidak membela rakyat.

Lain lagi dengan MetroTV, MetroTV memberitakan mengenai apa jadinya jika Setya Novanto diberi putusan pelanggaran berat. Apabila diputuskan sebagai pelanggaran berat, maka harus dibentuk panel ad hoc sehingga kasus papa minta saham akan berlarut larut menjadi lebih lama dan akan menimbulkan celah-celah lobbying agar setya novanto dapat lolos dari hukum dan menurut sebagian netizen, celah inilah yang dituju oleh Kahar Muzakir cs.

contoh diatas adalah sebagian kecil dari keberpihakan portal media yang ada di indonesia saat ini. Bahkan saat ini ada banyak portal media kecil yang tidak mencantumkan alamat dan nomor telepon redaksi yang menurut saya jauh lebih terang terangan berpihak pada salah satu kubu pemerintahan daripada portal media besar.

Oleh karena itu, sebagai rakyat indonesia maka perlu diperhatikan bagaimana cara untuk menyaring informasi sehingga opini publik tidak mudah tergiring seperti yang diinginkan oleh media tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline