Membaca, menulis, dan berhitung merupakan keterampilan dasar yang diajarkan kepada hampir seluruh anak usia dini. Bahkan bimbingan belajar untuk calistung banyak ditemukan terutama di kota besar.
Pada umumnya, anak dapat menguasai kemampuan calistung dalam kurun waktu tertentu asalkan dilakukan dengan rutin dan tekun. Namun, ada kasus tertentu yang dapat terjadi pada anak-anak spesial, salah satunya adalah kesulitan untuk berekspresi dalam bentuk tulisan atau lebih dikenal dengan sebutan disgrafia.
Disgrafia adalah kondisi dimana anak mengalami kesulitan dalam menulis. Meskipun demikian, hal ini tidak menentukan tingkat kecerdasan anak. Adapun gejala pada anak dengan disgrafia menurut Kendell dan Stefanyshyn (2012) antara lain bercampurnya huruf kapital dengan huruf kecil, tulisan terbalik mengahadap kiri atau kanan, kesalahan ejaan, ukuran huruf tidak konsisten, tulisan tidak sejajar dan membentuk gelombang, huruf tidak lengkap, salah posisi dalam memegang pensil, dan sangat lambat ketika menulis.
Upaya yang dapat dilakukan oleh orangtua dan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis pada anak disgrafia adalah sebagai berikut.
Memberikan Motivasi
Motivasi adalah unsur yang sangat penting. Memberikan motivasi akan menumbuhkan keinginan dari dalam diri anak lalu merekapun menjadi tergerak untuk terus belajar sampai bisa. Motivasi dapat diberikan oleh orangtua dan guru dengan cara memberi pengertian akan pentingnya kemampuan menulis, memberi pujian jika anak mengalami peningkatan, dan memberi hadiah jika anak layak mendapatkannya.
Media Belajar Yang Menarik
Anak usia dini sangat tertarik dengan visual yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Gunakan media yang berwarna dan bertekstur dengan beragam bentuk. Selain itu, orangtua atau guru harus kreatif dalam menggunakan suara, misalnya dengan nada tertentu atau menggunakan narasi.
Metode Belajar Yang Tepat
Sangat penting untuk memakai metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Pertama, guru harus merangsang indera reseptor mereka dengan cara membuat anak mendengar dan membaca.
Tulisan guru harus memiliki bentuk yang benar dan dapat dilihat dengan jelas. Ketika mendikte, guru harus memiliki artikulasi yang jelas dan suara lantang. Jika anak sudah menguasai keterampilan membaca dan mendengar, barulah anak diajari cara menulis dimulai dari cara memegang pensil yang benar. Beri pengertian bahwa memegang pensil dengan posisi yang salah dapat membuat tangan menjadi sakit dan tidak nyaman.