Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Janji Allah Tidak Berlaku untuk Orang Zalim

Diperbarui: 4 Oktober 2022   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa? (Sumber: Freepik)

Janji Allah tidak berlaku untuk orang zalim. Kalimat ini ditegaskan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 124.

Mungkin kita mendapati fenomena seperti berikut:

"Yaa Allah! Mengapa aku rajin shalat wajib, begitupun shalat sunah tak pernah ditinggalkan, berpuasa, mengaji dan sedekah. Namun mengapa hidupku bernasib malang dan dirundung masalah demi masalah?"

Eits jangan berburuk sangka kepada Allah.

Bisa tahu diri kita zalim terhadap diri sendiri bahkan sesama.

Apa arti zalim? 

Zalim berarti berlaku tidak adil, tidak menempatkan sesuatu pada yang hak (pada tempatnya) lagi mencelakakan diri dan orang banyak. Seperti membuang sampah tidak pada tempatnya yang menyebabkan banjir sebagai akibat perbuatan tersebut (contoh filosofinya).

Apa penyebab utama diri kita dicap zalim dimata Allah?

1. Berdusta

2. Tidak Amanah

3. Ingkar janji

4. Tidak menjaga lisan (Menyakiti sesama melalui lisan)

5. Tidak menjaga kemaluan (Merusak diri dan orang lain melalui kemaluannya)

Intinya ciri-ciri kemunafikan melekat pada diri kita dan ciri-ciri yang melanggar sifat orang-orang mukmin, yang menyebabkan Janji Allah tidak berlaku kepada kita.

Bagaimana bisa terlepas dari segala nasib malang tersebut?

Yakni dengan menyadari dosa yang telah diperbuat dan segera bertaubat nasuha. Berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang dilakukan diri.

Banyak karena alasan menganggap Tuhan tidak memenuhi janjiNya, sampai terjadi fenomena pindah agama. Fenomena pindah agama bukan berlandaskan perjalanan spiritual karena rasa ingin tahunya terhadap apa definisi agama itu bisa beragam dan ingin merasakan kebenaran dari agama yang barunya tersebut, melainkan ia berpindah agama karena melekatnya kezaliman dalam diri, berprasangka buruk terhadap Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline