Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Strategi Paman Sam: Bikin Gaduh Internasional! Biar Bisa Jual Senjata dan Menjerat Hutang!

Diperbarui: 5 Agustus 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan, 3 Agustus 2022 (Source: Kompas.com (AFP/SAM YEH))

Saya mencermati kunjungan Nancy Pelosi merupakan permainan agenda Negeri Paman Sam. Sebagaimana yang terjadi pada Perang Rusia-Ukraina, lantas apakah yang akan terjadi dengan China dan Taiwan selanjutnya?

Saya sering berinteraksi dengan masyarakat Negeri Paman Sam di Instagram. Mereka gemar sekali posting dan kirim konten berbau pornografi, flexing, dan investasi yang tidak jelas asal usul dan transparansinya pada chatbox saya. Saya telusuri ternyata perilaku liberal yang kebablasan ini, membuat Negeri Paman Sam semakin kelabakan untuk memperjuangkan kebutuhan rakyatnya yang makin hari makin hedonistis dan materialistis.

Saya menginvestigasi kelangkaan sumber daya negara besar seperti dilansir dalam berita Fortune.com. Bahwa:

"Sebuah laporan penelitian baru oleh Bank of America menyebutkan, penelitian menunjukkan 10 area terbesar di mana kelangkaan sumber daya akan mempengaruhi pasar global selama beberapa dekade mendatang. Beberapa di antaranya, yaitu: air tawar atau udara yang layak huni, tidaklah mengejutkan. Tetapi hal lain akan kelangkaan ini adalah, seperti layanan perawatan kesehatan, rentang perhatian, dan waktu luang, benar-benar melukiskan gambaran suram tentang masa depan." 

Sudah bukan rahasia umum, bahwa Paman Sam dan sekutunya memanfaatkan situasi rumit yang menjebak Ukraina dengan ikatan hutang yang menggila disebabkan peminjaman senjata perang untuk melawan invasi Negeri Beruang Merah. Lantas apakah Taiwan akan mengalami hal yang serupa?

Dibalik kelangkaan sumber daya yang menerpa negeri Paman Sam dan sekutu yang disebabkan kepongahan sampai-sampai memberikan sanksi yang ugal-ugalan kepada Negeri Beruang Merah. Ada sebuah agenda yang paling membuat geleng-geleng kepala masyarakat dunia. Tak lain adalah bisnis Persenjataan Perang dan mengikat negeri yang hendak membutuhkan bantuan berupa pinjaman pada negeri Paman Sam kemudian dijerat dengan perangkap hutang!

Sebenarnya apa yang ada benak pemimpin dunia yang mengaku sebagai polisi dunia ini? Apa sudah tidak sanggup menutupi kebutuhan masyarakat negerinya yang sudah dipenuhi oleh hasrat hedonis dan materialis yang berujung pada kerakusan dan keserakahan bagi bangsanya?

Lantas langkah apa yang mesti ditempuh untuk negeri ini?

Tidak lain menutup diri dari hubungan internasional yang semakin semrawut atau mengisolasi diri dari dunia Internasional. Kebijakan ini ditempuh setelah situasi dan kondisi internasional sudah sarat ketidakpastian global. Karena kita tidak tahu resiko apa yang akan terjadi, jika negara lain memanfaatkan sumber daya yang melimpah dengan kebijakan yang merugikan bangsa kita. Negara-negara yang arif dan bijak mengakui persahabatan dengan Negeri Indonesia tercinta pasti akan menerima langkah isolasi negeri ini karena sarat urgensi. Sementara negeri yang memiliki hasrat mengeksploitasi bangsa ini pasti akan teriak-teriak seperti yang pernah terjadi sebelumnya saat Pakde menutup ekspor bijih nikel, malah bangsa kita yang digugat ke WTO --- yah mental bangsa imperialis-kolonialis memang seperti itu.

Dengan demikian dengan langkah tersebut kita bisa mengetahui negara mana yang setia bersahabat dengan bangsa kita, dan negara mana yang hanya sekadar memanfaatkan segala keberlimpahan sumber daya negeri kita. Namun, bangsa Indonesia wajib memiliki figur pemimpin negeri yang kuat, penuh kewibawaan (artinya tidak dibenci dan dimusuhi oleh rakyatnya sendiri) dan seluruh rakyat Indonesia menerima sosok tersebut sepenuh jiwa raga. Tentunya untuk menghindari skenario terburuk jika negeri ini mengambil langkah isolasi dari hubungan internasional.

Maka kita wajib memperkuat perekonomian dalam negeri mau tidak mau seluruh rakyat dan pemerintah bersatu dalam kesatuan, memperjuangkan ekonomi inklusif merata dan adil. Dan skenario terburuknya: "Perang dunia menanti, kita mesti mempertahankan keutuhan negeri sesuai bidang yang digeluti." Setelah bangsa kita cukup kuat untuk memenuhi segala kebutuhan negeri, maka Sayap Garuda melebarkan naungan sayapnya kepada negara-negara tetangga yang terancam mengalami agresi dari Negeri-Negeri yang sudah kehilangan arah karena krisis menjebak negerinya tercinta.

Ingat!

Suatu saat Negeri yang tidak mencerminkan sifat kebaikan, pasti akan lenyap dari dunia dan tertulis di guratan tinta merah sejarah sebagai pecundang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline