Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Puisi Makna: Aku Anak Durhaka

Diperbarui: 4 Agustus 2022   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasih untuk Kedua Orang Tua (Sumber: Freepik)

Selamat Siang Sahabat Kompasianer dan Readers~ Izin berbagi Puisi.. Jangan ngangis pas bacanya ya, siapin tisu aja. Hehehehe!

Mode Puisi: Puisi Makna
Judul Puisi: Aku Anak Durhaka

Aku Anak Durhaka...

Aku bukanlah anak baik, namun terpandang baik dimata orang.
Aku sering berkata suara keras kepada kedua orang tua.
Dikala tak ada... juga yang menyaksikan.
Kebodohan diri yang menjelma, bahwa aku anak durhaka.
Mengapa Hamba selalu tersulut emosi atas kesalahan kedua orangtua?

Ya Tuhan! Betapa buruknya keras suara lisan hamba yang hina ini! Ampuni Hamba!
Hamba selalu menengok persujudan kedua orang tua hamba.
Beliau meneteskan air mata memunajatkan doa.
"Yaa Allah Jadikan Anak Hamba, seorang yang shaleh dan berbakti pada kedua orang tua."
Detik itu aku tersungkur dibalik ketidak tahuan ibu dan ayah.
Tetes air mata mengalir, menyembunyikan perasaan haru luar biasa.

Ayah... Ibu...
Ketahuilah...

Saat orang-orang mencela ayah ibu, karena ketidaktahuan mereka.
Akulah yang paling membela dan rela dicap anak jalang.
Walau ayah ibu tidak mengetahuinya...

Saat orang-orang memfitnah ayah ibu, karena kebencian mereka.
Akulah yang membuat mereka sadar bahwa mereka keliru dan salah.
Walau ayah ibu tidak menyadarinya...

Namun detik ini...
Aku hanya terlihat sebagai anak durhaka!
Yang tidak bisa menjaga kerasnya nada!
Saat berbicara pada ayah dan ibu yang kucinta.

Maafkan hamba ya Tuhan!
Maafkan aku... ibu! Ayah!
Izinkan hamba bersujud pada mu Tuhan!
Izinkan aku berdoa untuk kedua orangtua hamba!
Tetes air mata selalu mengalir deras.

Saat ayah dan ibu lepas berdoa tidur terlelap.
Aku selimuti mereka dan cium kening beliau dengan harap.
Semoga ayah Ibu memaafkan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline