Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Analisis Nilai dari Fenomena Panggung Will Smith Menampar Chris Rock

Diperbarui: 29 Maret 2022   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: cnnindonesia.com REUTERS/BRIAN SNYDER


1. Kisah sang suami yang rela hanya dirinya yang dicela, tapi tidak untuk yang ia cinta? Mengapa? Kepedihan seorang yang penuh rasa cinta, timbul jika yang ia cinta larut dalam kesedihan, duka, dan terhinakan. Seperti rasa cinta Sri Krsna yang menyelamatkan kawan-kawan, dan orang tua yang dikasihinya di tanah Vrindavan dari serangan-serangan destruktif yang ingin membinasakan kampung halaman tercintanya.

2. Kisah provokasi untuk memperlihatkan kekuatan cinta sang tokoh publik. Apakah sang tokoh publik itu layak mendapatkan kedudukannya sebagai tokoh publik atau tidak. Dan benar ia memang layak mendapatkan kedudukan sebagai tokoh publik, yakni bukti cintanya yang mendalam kepada yang paling ia cinta.

3. Kisah untuk tidak sembarangan melontarkan candaan kepada yang sedang dalam kondisi terjatuh. Pertanyaannya... jika tak kuat mental? Sanggupkah engkau meninggikan dan meluhurkan dia yang sudah terjebak keputusasaan? Kalau tak sanggup... mengapa engkau bercanda seperti demikian? Masih untung sang suami menampar sang pemberi candaan, sebagai penyemangat bukti cinta, yang meluhurkan.

4. Sebuah tamparan kesadaran. Menampar sebagai pelaku bukan sebagai korban.

5. Arti tulus seorang suami, tanpa basa-basi, rela mengorbankan segala harga diri sebagai tokoh publik, rela disebut penuh kekerasan, padahal ia menunjukkan harga diri yang ia cinta.

6. Kekuatan moral. Moral adalah sebuah kebenaran yang berdampak positif pada pembangunan mental dan karakter. Kita bisa melihat siapa yang patut disalahkan dan siapa yang patut dibenarkan, dari pelajaran ini.

7. Pelajaran tentang etis tidaknya sebuah candaan yang memiliki motif terencana atau dadakan (impromptu). Kata-kata menentukan nasib anda. Dan kata-kata itulah yang membuat sang komedian ditampar karena perkataannya sendiri.

8. Jangan menyalahkan orang lain, jika anda sumber kesalahan tersebut. Jangan memancing emosi seorang, jika belum tahu dampak yang ditimbulkan.

9. Menghargai rasa malu di depan publik, sebelum dipermalukan oleh perilaku sendiri dihadapan publik.

10. Merendahkan sesama, dampak di masa mendatang ia akan direndahkan oleh produk pikirannya sendiri. Sebuah karma.

11. Sebab akibat, manusia harus merasakan akibat yang disebabkan olehnya tanpa harus melemparkan tanggungjawabnya kepada siapapun. Tuhan Maha Melihat, apalagi kalau nanti aib kita dibuka di yaumul mahysar karena kita pernah membongkar aib sesama kita. Memperlihatkan video ini jika tujuannya bukan dijadikan ibrah atau pembelajaran melainkan disertai motif untuk merendahkan sesama, itu salah satu hal yang menyebabkan aib aib kita dibuka di yaumul mahsyar bahkan nanti kelak setelah kita meninggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline