Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Need or Desire?

Diperbarui: 10 Maret 2022   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Karya Pribadi menggunakan Powerpoint dan Adobe Photoshop

Selamat berjumpa kembali Sahabat Kompasiana.

Rian ingin membahas tema Need or Desire melalui tulisan ini.

Selamat membaca!

Tulisan ini Rian dedikasikan kepada publik, sebagai sarana mengembangkan potensi diri dalam rangka menghadapi situasi, kondisi dan masa-masa pembuka krisis.

Rian melakukan studi behavioral science, neurosemantic dan teori motivasi Abraham Maslow, yang tidak terlegitimasi selama beberapa bulan (hampir 5 bulan lebih) untuk keilmuan behavioral science dan neurosemantic (pada keilimuan ini Rian mendapatkan bimbingan secara daring oleh Guru Publik diluar ranah akademisi namun keilmuannya sudah diapprove oleh jurnal-jurnal ilmiah akademisi yang mendukung), dan selama kurun waktu 3 tahun semenjak dicutikan pihak Kampus STIA Cimahi perihal teori motivasi Abraham Maslow (secara mandiri penuh). Sejatinya 3 ilmu tersebut saling erat berkaitan dan saling memperkuat statement Rian perihal tema kali ini "Need or Desire?".

Jika dijabarkan melalui hierarkis motivasi manusia, ada 5 level yang Rian golongkan yang mana masuk ranah Need, yang mana ranah pembatas atau peralihan Need and Desire, dan yang mana ranah Desire.

Dari yang bersifat desire hingga need:

5. Aktualisasi Diri (Desire)

4. Dihargai dan dihormati (Desire)

3. Sosial (Sometimes Need, Sometimes Desire)

2. Rasa Aman (Need)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline