Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Sehampar Puisi Berbait (Episode 2) - Guratan Pena Laksana Jiwa

Diperbarui: 8 Maret 2022   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pribadi

Selamat jumpa kembali sobat Kompasiana! Izinkan Rian menuliskan sebuah puisi dalam mode postingan "Sehampar Puisi Berbait". Hanya ada satu judul puisi dalam mode ini.Selamat menikmati!

***

Judul: Guratan Pena Laksana Jiwa

Segala cerita dunia kan tertinggalkan...
Dilupakan begitu saja...
Bagai sekepal kertas...
Yang singgah, dan kan tak tertatap...

Namun satu kenang setiap jiwa...
Walau perpisahan sementara dikala ada...
Hingga disaat tiada...
Karna maut memisahkan...

Yaitu yang terkisah...
Kenangan tulus akan cinta yang membara...
Kebahagiaan hidup bisa bersama...
Penuh canda dan tawa...
Momentum kekocakan penuh keakraban...
Semua memori itu kelak terangkai dalam kata...
Episode sebuah hidup manusia...
Terkenang sepanjang masa...
Guratan pena laksana jiwa.
Yang bersyarat.

Apa syaratnya?!
Yaitu semua orang harus merasakan manfaat dan keuntungan...
Yang tanpa cela...
Akan kehadiranmu di alam dunia...
Walau maut membuatmu tiada...
Namun kebermanfaatmu, terasa sepanjang masa.
Itulah kesempurnaan hidup sang Jiwa.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 1 Maret 2022.

***

Sekian sampai jumpa di tema puisi episode berikutnya!

Puisi sebelumnya:  Gemercik Rintihan Tasbih Dibalik Sunyi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline