Lihat ke Halaman Asli

Intan Zulfiana

Ibu rumah tangga

The Black Phone

Diperbarui: 8 Agustus 2022   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film The Black Phone (sumber : imdb.com)

The Black Phone yang akhirnya tayang bulan Juni lalu, merupakan film yang disutradarai oleh Scott Derrickson. Bergenre horor, rupanya The Black Phone merupakan adaptasi dari cerita pendek karya Joe Hill, yang tak lain adalah anak dari Stephen King. The Black Phone bercerita tentang misteri kasus penculikan di sebuah kota kecil pada tahun 1980-an akhir. Penculikan misterius terhadap remaja laki-laki di kota tersebut mengundang perhatian polisi setempat. Dua detektif ditugaskan untuk menyelidik kasus dengan cara salah satunya adalah mewawancarai orang-orang terdekat korban.


Gwendoline, seorang gadis kecil siswa sekolah yang sama dengan salah satu korban penculikan menjadi salah satu narasumber yang didatangi oleh detektif untuk diberi beberapa pertanyaan seputar korban. Gwen sempat dicurigai detektif karena dianggap mengetahui detil penculikan yang ada di TKP. Menariknya, Gwen mengaku bahwa ia mengetahui hal tersebut dari mimpinya. Tentu itu tak membuat para detektif ini langsung percaya dan justru semakin mendesak Gwen untuk mengatakan yang sebenarnya.

Rupanya kasus penculikan masih terus terjadi hingga pada gilirannya, Finney, yang merupakan kakak laki-laki dari Gwen, menjadi korban selanjutnya. Keseruan dan pengungkapan misteripun dimulai dari sini. 

Alur horror bermula ketika Finney yang dikurung di ruang bawah tanah The Grabber, sebutan untuk si penculik, menemukan sebuah telepon rumah berwarna hitam yang tergantung di satu sisi dinding di ruangan tersebut. Telepon yang sebetulnya sudah tidak bisa berfungsi tersebut, secara supranatural justru dapat menghubungkan Finney dengan korban-korban The Grabber sebelumnya. Dari situ Finney mendapatkan banyak petunjuk untuk dapat melarikan diri dari cengkraman The Grabber. Apakah Finney benar-benar berhasil melarikan diri dari sana?


The Black Phone yang mengambil latar waktu di tahun 1980-an amat kental dengan referensi film-film horor populer lain. Tak terkecuali IT, yang merupakan karya dari Stephen King. Semua elemennya terasa tak asing dan menyenangkan untuk dinikmati mata.

TBP memberikan sajian horor dengan alur lambat, yang mungkin akan membosankan untuk sebagian penonton. Meski demikian, TBP memiliki jalan cerita yang menjanjikan dan rapi, juga lebih banyak memainkan psikologi penontonnya. Penampakan-penampakan yang ada khas Scott Derrickson. Tak terduga kemunculannya, creepy, mengganggu, sunyi, dan langsung memberikan nuansa mencekam meski tak berisik dalam latar suara.


Selain elemen horor dan thriller, The Black Phone memberi penonton karakter-karakter yang kuat dan menarik. Terutama Gwen dan Finney dari sisi protagonis. Meski hanya berdurasi 2 jam, pembentukan karakter di film ini bisa diacungi jempol. Chemistry dan pembentukan karakter keduanya dari awal hingga akhir berjalan mulus dan masuk akal. Dari sisi antagonis, yaitu The Grabber sebagai si penculik sadis yang dimainkan oleh Ethan Hawke juga menarik. Memang tak banyak ditampilkan kesadisannya dalam "mengeksekusi" para korban, tapi dengan tampil menggunakan bermacam topeng mengerikan yang menutupi wajahnya, sudah cukup memberikan kengerian tersendiri. Juga dengan menunjukkan penampakan para korbannya, kita sudah berhasil dibikin bergidik ngeri membayangkan seperti apa kejamnya The Grabber.


The Black Phone menjadi salah satu film horor luar tahun ini yang layak untuk ditonton. Apakah kamu salah satu yang sudah menyaksikan film ini? Gimana, nih, pendapat kalian soal film ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline