BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membentuk sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu guru. Sehubungan dengan hal tersebut profesionalisme guru kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan.
Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung pada peran para guru. Oleh karena itu usaha-usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan oleh guru. Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh guru adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahuan tersebut pada peserta didik.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yang mengaktifkan siswa (Student Centered Learning). Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang dipicu oleh permasalahan, yang mendorong siswa untuk belajar dan bekerja kooperatif dalam kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir kritis dan analitis, mampu menetapkan serta menggunakan sumber daya pembelajaran yang sesuai. Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim (Kemendikbud, 2014:40). Masalah yang diberikan digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim (Kemendikbud, 2014:40). Masalah yang diberikan digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
TPACK, memberikan kebutuhan pembelajaran yang memadukan tiga unsur penting pengembangan pembelajaran yaitu technological knowledge, pedagogical knowledge and content knowledge (TPACK). TPACK adalah unsur penggabungan antara technology, pedagogogy, and content knowledge yang merupakan pengetahuan tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran peserta didik dari konten tertentu melalui pendekatan pedagogik dan teknologi. Kemampuan guru sebagai pendidik dalam proses belajar dan mengajar tidak hanya pada konten atau pedagogi akan tetapi juga pada kemampuan pengoperasian teknologi dalam mencapai pembelajaran yang efektif. Adapun kelebihan TPACK dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : meningkatkan pemahaman siswa melalui keterlibatan teknologi, meningkatkan keterampilan guru dalam mengolaborasikan teknologi dalam pembelajaran, peserta didik mendapatkan tantangan baru dalam proses belajarnya, konten pembelajaran yang rumit bisa disederhanakan dengan bantuan teknologi, bisa membantu guru dalam mencapai tujuan pengembangan kompetensi.
Metode praktikum merupakan salah satu strategi pembelajaan yang dapat menarik minat siswa dalam mengembangkan konsep-konsep, karena praktikum dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengamati suatu fenomena yang terjadi, sehingga siswa akan lebih memahami konsep yang diajarkan. Praktikum merupakan penunjang kegiatan proses belajar mengajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan. Pelaksanaan praktikum mempunyai beberapa keuntungan diantaranya dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa, siswa dapat mengamati proses yang terjadi, siswa akan lebih yakin mengenai konsep yang diperolehnya, dapat memperkaya pengalaman, menembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan lebih tahan lama dalam ingatan siswa.
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning, Penyusun menemukan bahwa motivasi siswa meningkat. Hasil belajar peserta didik lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Keterampilan pembelajaran Problem Based Learning yang berhasil baik ini Penyusun simpulkan sebagai sebuah Best Practice (Keterampilan baik) pembelajaran berorientasi HOTS.
Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang diselenggarakan adalah pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menerapkan TPACK dan 4C dengan Metode Praktikum Sederhana Pada Siswa Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa