Lihat ke Halaman Asli

Menulis, Seni atau Bukan?

Diperbarui: 16 Juni 2016   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hai, teman-teman penulis! Sharing, yuk!

Jadi, saya lagi agak kesal nih, sebenernya. Saya bergabung di sebuah komunitas seni, yang para anggotanya memiliki passion di bidangnya masing-masing. Ada yang fotografi, gambar, desain grafis, patung, lukis, sampai kriya pun ada. Satu komunitas berjuta rasa. Menandakan bahwa seni itu luas, banyak cabangnya.

Saya pribadi memang bukan penulis handal, bukan juga jurnalis yang kaya pengalaman. Tapi, dari seluruh bidang seni yang saya geluti, yaitu fotografi, desain grafis dan videografi/sinematografi, saya lebih memilih menulis sebagai seni utama saya, personal branding saya.

Saya menulis sejak kecil. Menggambar dan desain pun sejak kecil. Kalau videografi sih pas kecil cuma jadi modelnya aja, pas gede malah lebih tertarik jadi yang membuat videonya ketimbang modelnya. Hehe.

Oke, back to topic. Saya kemudian tanya sama salah satu pentolan di komunitas tersebut. Ya.. Katanya sih, menulis tidak termasuk kriteria seni mereka. Karena bagi mereka, menulis tidak memiliki hasil karya yang nyata.

Saya pun memilih diam, dan memilih independen untuk menekuni hobi saya, minat saya, kemampuan saya, yang justru banyak sekali menerima apresiasi dari banyak orang. Lalu bergabung ke komunitas murni penulis. Ya, semua penulis ada di dalamnya..

***

Nah, saya mau survey aja, sih. Jajak pendapat. Saya akan posting materi ini di media sosial, milis, mikro blog, dan juga blog yang saya miliki. InsyaAllah, nanti hasilnya diposting lagi.

Menurut teman-teman penulis, tulisan/menulis/penulis itu, bagian dari seni atau bukan?

Menurut saya sih iya, apalagi tulisan itu ada hasil nyatanya, dan banyak macemnya. Tinggal pilih aja aliran dan jenis tulisan itu apa. Mulai dari sastra murni sampai yang saduran. Mulai dari yang selembar kertas sampai dengan buku tebal.

Lha wong propaganda aja dibilangnya seni berbicara, kok. Kalau dilihat secara kasat mata bicara itu memang nggak ada seninya, tapi coba dipikir, apakah bicara tanpa strategi bisa memudahkan kita mencapai tujuan komunikasi? :) Hasilnya memang nggak terlihat langsung, hasilnya ya saat tujuan komunikasi sudah tercapai.

Nah kalo tulisan? Apa bedanya sama gambar, lukisan, foto, kriya, dan lain-lain? Untuk menulis nggak cuma sekali dua kali mikir, juga butuh inspirasi dan ide yang kreatif. Tapi kalo bawa-bawa kata kreatif doang sih.. Hidup juga seni. Soalnya hidup itu mesti kreatif, kalo lo nggak kreatif, lo nggak hidup. Menurut saya sih gitu. Hehe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline