Organisasi penelitian harus mengubah paradigma yang menganggap perspektif gender merupakan salah satu indikator organisasi dalam mengevaluasi efektivitas pembelajaran dan membawa keuntungan strategis bagi organisasi. Ada tiga alasan mengapa perubahan paradigma ini penting.
Pertama, organisasi harus mengambil perspektif gender tidak hanya dalam hal bias, namun juga dalam meningkatkan kualitas analisis berbasis ilmu pengetahuan dan rekomendasi kebijakan. Studi netral gender memberikan analisis yang tidak lengkap karena permasalahan perempuan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh separuh populasi. Oleh karena itu, setiap proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan aspek gender agar lebih adil, inklusif, dan dapat diandalkan. Sebagaimana dicatat oleh Jovana Mihajlovi Trbovc dan Ana Hofman dalam Toolkit for Integrating Gender-Sensitive Approaches in Research and Teaching, penelitian yang tidak menggunakan perspektif gender sebenarnya didasarkan pada data yang tidak lengkap.
Kedua, perspektif gender mempertimbangkan perbedaan kebutuhan khusus kelompok minoritas gender yang juga memerlukan kebijakan khusus, sehingga perspektif ini harus diadopsi agar rekomendasi kebijakan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Perspektif gender membuka peluang untuk melihat bahwa perempuan juga dapat menawarkan solusi atau cara berbeda untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang berbeda. Perempuan harus dipandang sebagai mitra yang setara dalam pengambilan keputusan dengan laki-laki sehingga suara dan pendapat mereka dimasukkan secara tepat dalam penelitian.
Ketiga, lembaga penelitian mempunyai peran penting dalam mendorong masyarakat ke arah yang lebih adil dan setara ke posisi yang dapat mempengaruhi dan meningkatkankebijakan. Berdasarkan aspek gender, peneliti melihat lebih jelas ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.