Lihat ke Halaman Asli

Intan ShellyAmanda

Mahasiswa IAIN Jember

Cambuk Untukku (Journey of Mine)

Diperbarui: 17 Agustus 2021   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

     Setiap orang memiliki kesulitannya masing-masing. Tidak bisa dibanding satu dengan yang lain. Saat setiap proses yang dilalui setiap dari kita berbeda tentu hasilnya pun tak akan sama. Setelah sekian lama vakum aku ingin kembali menggerakkan jemari ini untuk berbagi tentu bukan materi. 

Aku ingin sedikit dari pengalaman hidup yang aku lalui ini bisa bermanfaat untuk kalian yang mau meluangkan waktu untuk membacanya. Ilmu bisa datang dari mana saja. Aku berharap apa yang aku sampaikan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Aku bukan satu-satunya pemilik kebenarna yang mutlak. 

Silahkan ambil yang baik dan buang yang buruk. Semua ini aku tulis bukan dengan maksud aku ingin dikasihani atau aku dianggap sebagai orang yang paling menderita atau bahkan aku berharap dielu-elukan. Sama sekali tidak, bukan bermaksud menggurui pula jadi mohon maaf apabila kalian pembaca merasa demikian. Tulisan ini murni untuk berbagi (sharing) semata.


 Duduk dibangku perguruan tinggi sudah sangat kuidamkan sejak aku menempuh tahun pertama sekolah menengah atas (SMA). Itulah mengapa aku berusaha untuk belajar apapun baik akademik maupun non akademik. Saat itu harga les privat cukup mahal maka aku harus mempelajarinya sendiri dengan bantuan guru-guru di sekolah yang berbaik hati mengajari saat kutanya apa yang tidak kumengerti. Aku mengikuti banyak sekali ekstrakurikuler yang disediakan, 

Karna aku sadar softskill juga sangat dibutuhkan nanti. Mulai dari Tari daerah yang memang kusukai, Jurnalistik yang membuatku jatuh cinta dengan buku-buku di perpustakaan mini-nya. OSIS dan Dewan Ambalan pun tak luput dari pilihanku. 

Aku berusaha untuk bisa lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang sudah tidak asing bagi siswa SMA. Meski seleksinya yang tidak transparan terkadang membuat kami bingung apa aspek yang penilainnya. Aku sengaja mempertahankan nilai agar tidak turun disetiap semesternya. 

Tetap menduduki ranking pertama di kelas caranya. Aku percaya bahwa aku bisa lolos disana, namun takdir berkata lain. Nilai yang sangat kujaga sejak semester 1 itu seperti terbang entah kemana saat pengumuman mengatakan aku gagal.


Saat aku berkata kepada bapak bahwa aku ingin kuliah, jawbaannya sangat mengejutkan. Karna faktor ekonomi aku disuruhnya les menjahit. Sungguh aku tidak merendahkan les menjahit tapi aku merasa passionku bukan disana. Aku tidak menginginkannya, Karna sejak awal niat untuk meneruskan pendidikan sangat menggebu. Aku sempat frustasi saat itu, beberapa hari hanya merenung dan merenung. Aku menceritakan masalahku ini kepada satu orang yang luar biasa. Pengubah dan penyelamat hidupku (semoga beliau panjang umur dan sehat). Aku akhirnya mendapat saran untuk mencari beberapa beasiswa.


Beasiswa I
   Bidikmisi melalui Jalur SBMPTN. Aku memilih jurusan pendidikan saat itu, namun Karna beberapa hal aku tidak bisa melanjutkannya. Perlu diketahui bahwa dahulu beasiswa ini bisa didapat dengan pengajuan usai lolos SBMPTN. Jika SBMPTN lolos dan Bidikmisi tidak maka harus mengeluarkan biaya sendiri.


Beasiswa II
   Beasiswa Fair and Lovely, karena ingin sekali melangkah ke perguruan tinggi aku memutuskan mendaftar. Namun sayangnya untuk pengumuman tahap-tahapnya sangat lama.


Beasiswa III
   Beasiswa Daerah PBC. Syukur Tuhan mengizinkanku menuntut ilmu di perguruan tinggi melalui beasiswa ini. Beasiswa full semester 1-8.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline