Politik di Era Digital: Membangun Citra, Meraih Suara
Intan Septiani
Mahasiswa
Pada era digital, segalanya sudah terkoneksi, komunikasi politik mengalami perubahan secara besar-besaran. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya di media sosial, telah mengubah cara politisi & partai politik berinteraksi dengan masyarakat. Jika sebelumnya pencitraan politik lebih bergantung pada media tradisional seperti Surat kabar, Radio, dan TV (Televisi), kini platform digital seperti Instagram, Twitter (X), serta TikTok menjadi alat utama untuk membangun citra dan meraih suara masyarakat.
Menurut Wulandari et al. (2021), media partisi politik dan kandidat dapat menggunakan media sosial untuk menciptakan pandangan yang baik serta mempengaruhi opini publik. Akan tetapi, hal itu juga mempunyai risiko, sebab media sosial bisa dengan mudah terpengaruh oleh informasi palsu atau hoaks, dan dapat merusak citra partai politik atau kandidat.
Perubahan ini tidak hanya membawa peluang tetapi juga tantangan. Media sosial memungkinkan politisi untuk berkomunikasi secara langsung dengan publik tanpa perantara. Di sisi lain, penggunaan media sosial secara berlebihan untuk pencitraan (pandangan positif) dapat memicu polarisasi politik, penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks, dan manipulasi emosi publik (masyarakat). Maka dari itu, disini kita akan mengulas berbagai aspek komunikasi politik di era digital, termasuk peran media, strategi kampanye, penggunaan media sosial oleh politisi, serta efek atau dampaknya terhadap masyarakat dan demokrasi di Indonesia.
Peran Media dalam Komunikasi Politik
Media memiliki peran penting sebagai penghubung antara politisi dan masyarakat. Dalam konteks komunikasi politik, media dapat berfungsi sebagai:
- Saluran Informasi: Media memainkan peran penting dalam menyampaikan dan memberikan informasi politik kepada masyarakat. Informasi ini meliputi kebijakan, program kerja, visi, misi, tindakan politisi maupun partai politik dan pandangan politik kepada masyarakat. Media massa seperti Radio, TV, Surat kabar, dan platform digital yang melaporkan atau yang menyampaikan perkembangan politik seperti pemilu, undang-undang baru, atau kebijakan pemerintah adalah contohnya. Akurasi dalam menyampaikan informasi sangat penting agar masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat seperti saat akan memilih pemimpin baru atau mendukung kebijakan tertentu yang pemerintah ajukan.
- Alat Pencitraan: Politisi seringkali menggunakan dan memanfaatkan media untuk membangun, membentuk dan menjaga pandangan (citra) positif di hadapan Masyarakat atau di mata publik. Strategi media sosial yang digunakan yaitu untuk mendokumentasikan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh politisi atau partai politik tertentu melalui interaksi langsung dengan masyarakat yang dikunjungi maupun mempromosikan keberhasilannya di media sosial. Salah satu contohnya kampanye politik sering melibatkan wawancara eksklusif, iklan di televisi, ataupun posting di media sosial yang sengaja dibuat untuk sisi baik dari seorang politisi. Efek atau dampak dari penggunaan media sosial tersebut, apabila dikelola dengan baik, dapat meningkatkan citra, popularitas, dan kepercayaan masyarakat. Namun, jika tidak sesuai dengan kenyataan dan manipulatif, dapat menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan masyarakat.
- Arena Diskusi Publik: Media menyediakan ruang untuk berdiskusi secara terbuka dan pertukaran ide antara masyarakat, akademisi, politisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam media digital dan media tradisional, acara diskusi publik (debat) politik di televisi, kolom opini yang ada pada surat kabar, dan forum online seperti blog memberikan ruang untuk masyarakat agar mengemukakan tanggapan mereka. Melalui diskusi publik ini juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam memahami isu-isu yang sedang dibahas dan proses dari politik. Namun, seringkali kebebasan berekspresi pada media menghadapi rintangan seperti penyebaran (hoaks) informasi palsu, bias media, maupun pembatasan kebebasan pers dalam beberapa negara tertentu.
Media merupakan elemen esensial dalam komunikasi politik di era digital yang bisa mempererat hubungan antara masyarakat dan politisi. Namun, penggunaan media harus didasarkan dengan prinsip transparansi (keterbukaan), akuntabilitas, dan keadilan supaya menjadi penghubung yang efektif, dan bukan hanya sekedar alat manipulasi.
Strategi Kampanye Politik di Era Digital
Strategi kampanye politik di era digital lebih terfokus terhadap penggunaan data dan teknologi untuk menjangkau publik atau khalayak yang lebih khusus. Beberapa strategi utama dalam kampanye politik di era digital meliputi: