Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Introduksi Ikan Asing di Indonesia

Diperbarui: 1 Mei 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikan Belida Sumatera, Dokumentasi Pribadi

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dua pertiga wilayah Indonesia merupakan perairaan dengan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas. 

Tidak mengherankan lagi apabila Indonesia kaya akan biota disetiap wilayahnya, salah satu biota tersebut adalah ikan. Menurut The Word Bank 1998, Indonesia memiliki keanekaragaman ikan air tawar tertinggi kedua setelah Brazil dengan 1300 spesies ikan. 

Di Indonesia sendiri ikan banyak dimanfaatkan seperti sebagai bahan makan, obat-obatan, sumber ekonomi berupa impor-ekspor ikan dan lain sebagainya. 

Namun, saat ini keanekaragaman ikan Indonesia mengalami penurunaan, dalam data IUCN 2003 dari 87 spesies ikan di Indonesia 57 dianataranya terancam punah.


Kenapa hal tersebut dapat terjadi ?

Menurut (Reid & Miller 1989; Moyle & Leidy 1992; Dudgeon (2000) menurunnya keanekaragaman ikan air tawar dapat disebabkan oleh berbagai hal dianataranya adalah perubahan atau hilangnya habitat, ekploitasi yang berlebihan. introduksi ikan asing, pencemaran, kompetisi dalam penggunaan air, dan perubahan iklim. 

Saat ini masalah yang paling banyak disoroti adalah masukknya spesies asing ke perairan atau wilayah Indonesia dan mengambil alih habitat ikan asli Indonesia atau yang biasa disebut sebagai introduksi ikan asing. 

Contohnya yang terjadi saat ini adalah ikan Red Devil atau Amphilophus labiatus  yang  menginvasi Danau Toba akibat dari pelepasan ikan secara sembarangan atau bebas tidak di habitat asalnya.

Trichopodus pectoralis,  sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Sepat_siam

Kenapa Introduksi Ikan asing sangat berbahaya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline