Asi eksklusif adalah pemberian air susu ibu (asi) ke bayi selama enam bulan lamanya tanpa tambahan makanan atau minuman lain, termasuk air putih. Pemberian asi eksklusif merupakan salah satu strategi jitu dalam menurunkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 88 % (The Lancet Breastfeeding, 2016) yang diakibatkan oleh infeksi.
Hal ini terjadi karena terdapat immunoglobulin atau zat daya tahan tubuh dalam asi, yang berfungsi sebagai penangkal infeksi penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun jamur. Terutama di dalam kolostrum, kadar imunoglobuli sangatlah tinggi. Selain itu, dalam asi juga mengandung probiotik atau flora normal yang sangat baik untuk kesehatan usus bayi, sehingga kecil kemungkinan bayi mengalami infeksi usus atau diare selama diberika asi eksklusif.
Karena alasan yang sudah disebutkan di atas, saat ini banyak ibu yang ingin memberikan asi eksklusif ke bayinya. Memberikan asi ekslusif tentunya bukan hal yang sulit bagi ibu rumah tangga, ibu bisa kapan pun memberikan asi ke bayinya tanpa halangan pekerjaan atau waktu yang terbatas. Tetapi, bagi ibu bekerja, asi eksklusif merupakan sebuah tantangan, dan tidak menutup kemungkinan ibu mengalami kesulitan dalam memberikan asi eksklusif selama ibu bekerja. Sehingga, hal ini mengakibatkan pemberikan asi secara eksklusif terhenti pada saat ibu sudah aktif kembali bekerja.
Terdapat beberapa faktor yang menjamin keberhasilan pemberian asi eksklusif pada ibu bekerja. Selain komitmen dari ibu dan ayah untuk memberikan asi eksklusif ke bayinya, tentunya ibu juga harus tahu bagaimana cara memerah asi, menyimpan asi dan memberikan asinya dengan baik selama ibu bekerja. Kantor tempat ibu bekerja juga harus memberikan kesempatan waktu dan juga menyediakan tempat yang layak untuk ibu memerah asi.
Ada beberapa hal yang ibu dan ayah bisa lakukan untuk menunjang keberhasilan pemberian asi eksklusif selama bekerja. Ibu dan ayah, harus mempersiapkan beberapa perlengkapan penunjang yang diperlukan untuk menyimpan asi, seperti botol penyimpan asi, tas pendingin yang bisa menyimpan asi untuk waktu yang agak lama dan beberapa kantong es. Hal itu dipersiapkan karena tidak semua kantor tersedia lemari pendingin , apalagi menyediakan wadah yang bisa digunakan untuk menyimpan asi.
Untuk memerah asi, memang disarankan ibu untuk memerah dengan tangan yang bersih dibanding memompa, selain efektif dan efisien, memerah asi dengan tangan dipercaya bisa meningkatkan jumlah asi dibanding memompa dengan alat. Sedangkan untuk pemberian asi, cara yang paling baik adalah dengan menggunakan sendok atau cup feeder dibanding dot atau botol susu yang bisa memicu masalah bingung puting pada bayi.
Tidak semua ibu mengetahui informasi mengenai cara memerah asi, menyimpan asi dan memberikan asi ke bayi dengan baik dan benar. Jadi, penyebaran informasi terkait hal-hal yang dibutuhkan ibu bekerja untuk mencukupi kebutuhan asi ke bayinya sangatlah penting. Penyebaran informasi tidak hanya melalui media informasi berupa leaflet, booklet atau lembar balik, tetapi juga dapat melalui diskusi online atau jejaring sosial yang saat ini dirasa lebih efektif dan efisien dalam menyebarluaskan akses informasi di masyarakat. Tentunya, dengan informasi yang cukup, ibu akan jauh lebih komitmen dalam memberikan asi eksklusif ke bayinya.
Ada kalanya ibu menemui kendala saat memberikan asi eksklusif ke anaknya, seperti kendala anak tidak mau menyusu langsung ke payudara ibu, bendungan asi, atau produksi asi yang semakin lama semakin menurun. Kendala tersebut, jika tidak ditangani dengan baik maka akan mempengaruhi kualitas asi eksklusif, atau bahkan ibu gagal memberikan asi secara eksklusif, mencampur dengan susu formula atau sama sekali menggati asi dengan susu formula.
Oleh karena itu, dibutuhkan pelayanan konsultasi dan tata laksana yang mampu membantu ibu mengatasi permasalahan dalam pemberian asi. Akses konsultasi yang dibutuhkan adalah akses yang mudah dijangkau dan efisien. Saat ini, pelayanan konsultasi dan tata laksana masalah pemberian asi hanya bisa ditemui di rumah sakit atau klinik laktasi swasta di Jakarta dan kota besar.
Ke depannya, Pemerintah mungkin bisa menyediakan tempat pelayanan konsultasi dan tatalaksana dasar permasalah pemberian asi di puskesmas atau posyandu. Sehingga, ibu yang memiliki masalah dalam pemberian asi ke bayinya atau yang membutuhkan konsultasi intensif bisa dengan mudah datang ke puskesmas atau posyandu yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal ibu, tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H