Lihat ke Halaman Asli

Intan Rachmita

Pengabdi Masyarakat

Cegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak Melalui Strategi Gepuk

Diperbarui: 13 Oktober 2017   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap harinya terjadi 1800 infeksi HIV baru pada anak umur kurang dari 15 tahun. Sampai saat ini saja, penularan HIV dari ibu ke anak sudah mencapai 2,6 persen dari seluruh kasus HIV-AIDS yang dilaporkan di Indonesia. Begitu juga dengan kumulatif jumlah anak dengan AIDS yang tertular HIV dari ibunya meningkat dari 48 orang pada tahun 2004 menjadi 912 sampai bulan Juni 2012 (Data Ditjen P2PL. 2012). Di Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, masih ditemukan sebelas kasus ibu hamil dengan HIV positif. Sehingga risiko penularan HIV dari ibu ke anak masih mungkin terjadi, terlebih ibu dan anak tidak mendapatkan penanganan pencegahan penularan HIV secara optimal.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak adalah dengan melaksanakan pedoman PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak) yang merujuk pada 4 prong rekomendasi WHO tahun 2010, yang mana pada dasarnya semua ibu hamil ditawarkan tes HIV, pemberian antiretroviral (ARV) pada ibu hamil HIV positif, pemilihan kontrasepsi yang sesuai untuk perempuan yang HIV positif, pemilihan persalinan aman untuk ibu hamil HIV positif, dan pemberian makanan terbaik bagi bayi yang lahir dari ibu HIV positif.

Berdasarkan prong tersebut, pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak memainkan peran yang sangat penting. Langkah pertama yang bisa dikerjakan adalah mengajak ibu hamil untuk dites HIV pada saat kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan (faskes). Dengan dilakukan tes HIV sedini mungkin, maka risiko penularan HIV dapat ditekan serendah-rendahnya. Ibu hamil yang HIV positif harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin ketika status HIV dinyatakan positif. Hal tersebut diupayakan agar penularan HIV yang bisa terjadi pada saat kehamilan, proses persalinan dan pemberian asi eksklusif tidak terjadi.

Pada pelaksanaannya, banyak kendala yang ditemukan di lapangan untuk ibu hamil mendapatkan tes HIV pada saat ditawarkan oleh petugas. Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan saja, capaian tes HIV pada ibu hamil masih di bawah 50% (2016), artinya masih sangat dibutuhkan suatu upaya yang intensif untuk meningkatkan jumlah ibu hamil yang mendapatkan tes HIV. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi masih rendahnya capaian tes HIV pada ibu hamil, diantaranya adalah akses pelayanan tes HIV yang masih terbatas di beberapa fasilitas kesehatan saja. Seperti di Kecamatan Grogol Petamburan, pasien ibu hamil yang periksa kehamilan di puskesmas kelurahan, masih harus dirujuk datang ke puskesmas kecamatan untuk mendapatkan tes HIV. Terlebih tidak semua bidan praktek mandiri (BPM) atau klinik kesehatan yang memiliki fasilitas pemeriksaan HIV untuk ibu hamil, sehingga peluang loss follow up menjadi tinggi.

Oleh karena itu, Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan mencoba menciptakan sebuah inovasi untuk meningkatkan cakupan tes HIV pada ibu hamil. Inovasi tersebut  adalah "GEPUK" (Gerakan Peduli Ibu dan Keluarga terhadap Penyakit HIV). GEPUK sendiri adalah singkatan dari beberapa kegiatan yang dikerjakan oleh petugas untuk meningkatkan cakupan tes HIV pada ibu hamil. G pertama adalah Gerakan Aktif Tes HIV di puskesmas kelurahan. Jadi, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan sekaligus bisa melakukan tes HIV secara gratis di puskesmas kelurahan, tidak perlu jauh-jauh datang ke puskesmas kecamatan. Selain itu, bidan praktek mandiri atau klinik juga bisa merujuk secara aktif ibu hamil untuk tes HIV ke puskesmas kelurahan terdekat dengan tempat tinggal ibu hamil tersebut.

E adalah Edukasi Ibu Hamil untuk Dilakukan Tes HIV Secara Sukarela. Edukasi ini meliputi apa itu penyakit HIV AIDS, cara pencegahannya dan tes HIV sukarela. Sedangkan P merupakan kepanjangan dari sistem Permata Online, sistem ini merupakan sistem rujukan online yang bisa digunakan BPM atau klinik untuk merujuk ibu hamil untuk tes HIV ke puskesmas kelurahan atau kecamatan sesuai dengan permintaan ibu hamil tersebut. Selain sistem ini mempermudah BPM dan klinik untuk merujuk, sistem ini juga bertujuan untuk mengurangi loss follow up ibu hamil yang ditawarkan untuk tes HIV. Ibu hamil yang dirujuk, akan terpantau status pemeriksaannya oleh petugas puskesmas. Jadi kalau ada ibu hamil yang terpantau belum melakukan tes HIV, maka ibu tersebut akan dihubungi petugas untuk dimotivasi melakukan tes HIV di fasilitas kesehatan sesuai dengan rujukannya.

Selanjutnya adalah U yang merupakan Upaya Jalin Komitmen dan Kerja Sama ke fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan. Untuk faskes yang sudah memiliki fasilitas pemeriksaan HIV, diharapkan mampu melaksanakan tes HIV pada ibu hamil dan melaporkan hasilnya ke Puskesmas Kecamata. Sedangkan faskes yang belum memiliki fasiltas pemeriksaan HIV, faskes tersebut harus bisa merujuk ibu hamil ke faskes yang memiliki fasilitas pemeriksaan HIV. Jumlah faskes yang berkerja sama dalam program ini dari Januari 2017 s.d September 2017 terdapat peningkatan yang cukup signifikan.

Terakhir adalah K, Kader aktif yang menjangkau ibu hamil yang tersebar di beberapa wilayah untuk tes HIV. Saat ini ada enam kader HIV yang tersebar di tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan Grogol Petamburan. Kader-kader tersebutnya sebelumnya juga sudah dilatih dalam hal konseling dan edukasi tentang penyakit HIV/AIDS, selain itu setiap tahunnya mereka dikumpulkan untuk dievaluasi kembali perihal keberhasilan dalam hal penjangkauan dan pendampingan ibu hamil untuk tes HIV. Kedepannya, kader HIV diharapkan akan ditambah jumlahnya untuk dibina, mengingat keterjangkauan wilayah akan lebih mudah jika jumlah kader bisa lebih banyak lagi.

Dengan inovasi GEPUK ini, diharapkan jumlah ibu hamil yang mau tes HIV terus meningkat. Sehingga cakupan tes HIV bisa memukul sesuai target, hingga 100%. Dengan begitu, diharapkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat ditekan serendah mungkin hingga 0% khusunya di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan dan DKI Jakarta pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline