Lihat ke Halaman Asli

Intan Puspitasari

Mahasiswa Sosiologi

Analisis Konflik Pemilihan Calon Lurah: Teori Konflik-Lewis A. Coser

Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 25 September 2022, 17 Kapanewon di Bantul mengadakan pemilihan calon lurah. Saya berada di Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul yang pada saat itu juga mengikuti pemilihan calon lurah. Nama kandidat calon lurah untuk Kalurahan Palbapang yaitu Sukirman, S.H., Sarjiman, dan Sukarna. 

Dan yang terpilih menjadi lurah untuk Kalurahan Palbapang yaitu Bapak Sukirman S.H. dengan jumlah suara 3237. Namun, mirisnya saya melihat berita di Kapanewon Pundong hampir terjadi sebuah konflik antara pendukung calon lurah satu dan dua. 

Dengan bangga pendukung calon lurah dua melakukan aksi menggeber-geber motor untuk menuju rumah Bapak Badrun di Dusun Ngambangan yang terpilih menjadi lurah untuk Kalurahan Seloharjo. 

Di tengah perjalanan tepatnya di depan Kalurahan Seloharjo yang menjadi tempat perkumpulan pendukung calon lurah nomor 1, karena rumah Bapak Suyanto berada tepat di belakang Kalurahan. 

Pendukung Bapak Suyanto langsung bergerak menghadang para pendukung Bapak Badrun, namun puluhan aparat kepolisian dari Polsek Pundong, Polres Bantul, TNI, dan Satpol PP langsung mengamankan kedua pihak yang sempat adanya ketegangan dan tidak sampai pada gesekan fisik. 

Faktanya, sudah ada kesepakatan untuk tidak melakukan konvoi apalagi dengan menggeber-geber motor yang mengakibatkan emosi bagi pendukung Bapak Suyanto. 

Menurut saya, pengalaman ini merupakan contoh tentang teori konflik karena terjadi ketegangan antara pendukung calon lurah satu dengan calon lurah dua. Hal tersebut, terjadi karena kesalahpahaman, di mana pendukung calon lurah dua menggeber-geber motor, padahal kesepakatan sebelumnya tidak boleh adanya konvoi sehingga mengakibatkan pemicu reaksi dari pendukung calon lurah satu.

Saya mengenal teori konflik Lewis A. Coser dari makalah yang berjudul “Teori Sosiologi Modern Teori Konflik Lewis A. Coser”. Makalah ini menjelaskan teori konflik sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber pertentangan dinetralisir saingannya. 

Konflik bersifat fungsional dan bersifat disfungsional bagi hubungan dan struktur yang tidak terangkum dalam sistem sosial sebagai suatu keseluruhan. Coser membagi konflik menjadi dua yaitu konflik realistik dan konflik non-realistik. 

Tidak hanya itu, Coser membedakan konflik menjadi konflik in group dan out group. Coser juga melihat konflik pada kondisi secara positif yang membantu mempertahankan struktur sosial dan mencegah pembekuan sosial. 

Konflik juga bisa diartikan sebagai proses sosial yang merupakan mekanisme di mana kelompok dan batasannya dapat terbentuk dan dipertahankan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline