Perkembangan dunia digital kini sudah mulai berkembang di semua kalangan. Adanya kecanggihan komunikasi yang terhalang jarak, namun bisa tersampaikan lewat platfrom media sosial. Percakapan berbentuk teks lewat media sosial dapat dinyatakan sebagai aktivitas sosial. Saya mempunyai group whatsapp bernama "Fans Patrik" yang beranggotakan enam orang yaitu teman-teman saya di desa. Sebagai seorang mahasiswa tentunya saya juga mempunyai group whatsapp untuk pemberitahuan seputar kuliah yang beranggotakan dosen dan mahasiswa di group tersebut. Terlihat jelas perbedaan percakapan yang terjadi di dalam group "Fans Patrik" dengan group kuliah saya. Perbedaannya mulai dari struktur percakapan maupun perbedaan keterlibatan saya terhadap group tersebut dalam sebuah percakapan yang khas di dalamnya.
Saya akan menceritakan sedikit cuplikan mengenai percakapan yang terjadi di antara group tersebut. Di group "Fans Patrik" teman saya pernah bercerita masalah percintaannya, lalu saya memberikan komentar "Bucin amat sih" ternyata teman-teman saya yang lain juga ikut mengatakan "bucin". Sedangkan di group kuliah ketika dosen memberikan pemberitahuan mengenai jam perkuliahan jawaban dari para mahasiswa ataupun saya sendiri mengatakan "Terimakasih Pak/Bu atas Informasinya" tentunya mahasiswa yang lain juga akan mengikuti. Jadi, menurut saya pengalaman ini merupakan contoh dari teori etnometodologi karena, terdapat sebuah perbedaan struktur bahasa dalam percakapan di antara kedua group tersebut dan keterlibatan percakapan saya dengan teman-teman saya ataupun percakapan saya dengan Bapak/Ibu dosen di dalam group tersebut.
Saya mengenal teori etnometodologi dari buku Teori Sosiologi Modern edisi keenam karya George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Buku ini menjelaskan teori Harold Grafinkel sebagai pemahaman bahwa Grafinkel menjadikan teori etnometodologi untuk memahami struktur objektif baik mikro dan makro yang sudah lama menjadi sasaran perhatian sosiologi (Maynard dan Clayman, 1991). Teori etnometodologi merupakan studi praktik sehari-hari yang dikerjakan oleh anggota masyarakat biasa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Teori ini memiliki dua jenis sebagai studi institusi dan analisis percakapan. Studi institusi menganalisa tentang studi percakapan dan interaksi di berbagai macam institusi sosial, sedangkan analisis percakapan lebih memusatkan perhatian pada hubungan antara ucapan dalam percakapan ketimbang hubungan antara pembicara dan pendengar (Sharrock dan Anderson, 1986:68). Tidak hanya dari buku Teori Sosiologi Modern edisi keenam karya George Ritzer dan Douglas J. Goodman saya mengenal teori etnometodologi, namun dari youtube channel milik perspektif sosiologi yang membahas tentang teori etnometodologi. Di youtube tersebut memaparkan teori etnometodologi untuk menengahi dua kutub bukan secara mikro dan makro, namun keterlibatan aktor dalam sebuah aktivitas kelompok dalam sebuah percakapan kelompok.
Dalam pemahaman saya, teori etnometodologi itu sebuah realitas terbentuk karena partisipasi individu dalam komunitas tersebut, tidak melihat secara mikro maupun makro, namun melihat kebenaran di tengah-tengah. Saya juga memahami teori ini sebagai interaksi individu dengan adanya percakapan atau obrolan terhadap suatu kelompok seperti di ruang publik maupun media sosial. Seperti halnya yang sudah saya contohkan di atas sebuah perbedaan dalam pengunaan bahasa di dalam group kuliah karena terlibat dengan orang-orang yang sepantasnya berbicara dengan sopan dan tertata. Berbeda dengan group bersama teman-teman saya yang di dalamnya terdapat sebuah keterlibatan obrolan yang lebih santai. Saya akan memberikan highlight di sini, jadi kata "bucin" yang sudah saya contohkan itu memang khas di dalam group kami, apalagi anak muda yang penuh cerita cinta di perjalanan kehidupannya. Kata "bucin" menjadi obrolan yang dapat memengaruhi kelompok lain juga, saya juga dapat mencontohkan di kehidupan saya ketika saya baru di cafe bersama teman yang memang di situ mereka pacaran, terus saya mengatakan "Aduh bucin banget sih kalian berdua". Jadi, memang obrolan khas di dalam group saya juga dapat memengaruhi kelompok lain.
Teori etnometodologi diperkenalkan oleh Harold Grafinkel. beliau dilahirkan pada 29 Oktober 1917 di Newark, New Jersey. Terlahir dari keluarga yang tidak ingin beliau kuliah, namun menginginkan Grafinkel belajar dagang. Karena ayahnya seorang pengusaha kecil barang rumah tangga untuk keluarga imigran. Grafinkel mengikuti semua kemauan ayahnya, tetapi ia juga kuliah di Universitas Newark. Beliau banyak diajar oleh dosen lulusan Columbia, jadi perkuliahan yang ia dapat sangat berkualitas dan teoritis. Setelah lulus pada tahun 1939 Grafinkel menghabiskan musim panas di camp kerja Quaker di Georgia. Di sana beliau mengetahui University of North Carolina memiliki program sosiologi yang diorientasikan ke proyek-proyek kerja publik. Guy Johnson dipilih Grafinkel sebagai penasihat tesisnya. Grafinkel memilih tesis pembunuhan interrasial dan beliau lebih tertarik pada teori, khususnya teori Florian Znaniecki tentang tindakan sosial serta arti penting dari sudut pandang aktor.
Pada 1942 Grafinkel ikut wajib militer dan bergabung dengan angkatan udara. Beliau diberi tugas pelatihan untuk berperang dengan tank di Miami Beach. Setelah perang berakhir Grafinkel melanjutkan studi ke Harvard dan belajar kepada Tallcot Parsons. Beliau mengajar selama dua tahun di Prineton sampai menerima gelar doktornya. Kemudian ia pindah ke Ohio State karena mendapat tugas studi kepemimpinan di penerbangan dan kapal selam. Harold Grafinkel bergabung dengan proyek riset Juri Wichita, Kansas. Dalam pertemuan American Sosiological Association 1954, Grafinkel memakai istilah Etnometodologi untuk mendeskripsikan hal-hal yang menarik tentang pertimbangan juri dan kehidupan sosial pada umumnya. Pada tahun 1954 tepatnya pada musim gugur Grafinkel mendapat posisi di UCLA yang dipegangnya sampa beliau pensiun pada 1987. Para mahasiswa tertarik dengan pendekatan Grafinkel dan menyebarluaskan ke seluruh Amerika Serikat dan akhirnya ke seluruh dunia.
Referensi:
Syarif, Dr. Dede. "Etnomethodologi Perspektif Sosiologi Memahami Realitas Sehari-hari" You Tube, diunggah oleh Perspektif Sosiologi, 31 Okt. 2020, https://youtu.be/whQdRodl0yc. Di akses pada 22 September 2022.
Ritzer, George dan Dauglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern (Edisi Keenam: Alimandan). Jakarta: Kencana.
Bakri, W. (2020). Biografi Tokoh-Tokoh Sosiologi Klasik sampai Postmodern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H