Cancel Culture adalah fenomena di mana publik, terutama di media sosial, memboikot atau menghentikan dukungan terhadap seseorang yang dianggap melakukan tindakan tidak etis atau problematik.
Boikot ini bisa berbentuk seruan untuk berhenti mengikuti akun, tidak membeli produk yang terkait, atau menuntut agar pihak tertentu dihentikan kerjasamanya. Di Tahun 2024 ini, Kasus Azizah dan Salim hanyalah salah satu contoh bagaimana cancel culture dapat mengubah kehidupan seseorang. Kita perlu belajar untuk menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.
Pada bulan October lalu, Azizah Salsha mulai mendapat seruan untuk di-cancel culture usai kabar perselingkuhannya dengan mantan kekasih Rachel Vennya, Salim Nauderer. Terlebih, ia jarang membagikan kebersamaannya bersama sang suami, Pratama Arhan. Selebgram sekaligus istri pesepak bola Pratama Arhan ini terus menjadi sorotan publik setelah namanya terseret dalam isu perselingkuhan dengan Salim Nauderer, mantan kekasih Rachel Vennya.
Sejumlah netizen menyayangkan dirinya yang berselingkuh dengan pria lain yang mana ia sudah memiliki suami.
Usai kasus itu ramai, Azizah Salsha seolah tidak merasa bersalah. Ia dianggap petantang-petenteng dan terkesan selalu merasa aman karena akan dibela oleh ayahanda nya. Sikapnya yang dinilai angkuh membuatnya dijuluki muka tembok. Dan sejak saat itulah Azizah mulai mendapatkan cancel culture.
Pada bulan October lalu pun, Azizah sempat membagikan ceritanya melalui instagram story close friend
Ia memberikan pernyataan bahwa ia tidak terima hidupnya dihancurkan oleh berita-berita yang beredar diluar sana. Sebab dari story yang diunggah Rachel Vennya beberapa waktu lalu yang menggiring opini publik, Azizah mendapatkan Cancel Culture.
Cancel culture ini terjadi lantaran netizen mulai merasa kesal dengan ulah azizah yang sudah dinyatakan salah namun ia seakan" menutupi dan berpura-pura tidak terjadi apa apa.
Kontroversi terkait kehidupan pribadinya ini berdampak pada citranya di dunia maya. Hal itu bahkan merambat pada pekerjaan yang ia ambil.
Beberapa waktu lalu, salah satu Clothing Brand "Rucas" yang cukup terkenal memperkerjakan azizah sebagai model, namun siapa sangka brand tersebut malah terkena rujakan netizen. Brand yang menjadikannya sebagai model ikut terkena imbas lantaran dianggap tidak bisa memilih model berkualitas. Tak jarang netizen yang menghujat brand yang menyewanya. "Bajunya jadi keliatan murahan," ujar netizen. Selain dari itu Terbaru ini, Azizah menjadi model dalam kolaborasi Bie Hin Tailor x Veresa resort wear. Sayangnya, ia tak memdapat simpatik dari masyarakat. Bahkan brand yang menyewa dirinya pun turut mendapat banyak hujatan.
"Padahal udah sering beli, pas tahu Nurul yang jadi model, skip deh. Unfollow," komentar netizen. Selain itu ada pula netizen yang mencibir dengan pedas, "Bagus deh kalau udah mulai ada cancel culture di Indonesia biar orang sini nggak bikin masalah terus terus makin naik namanya".
Brand kosmetik yang terkenal dengan "CEO Azizah" pun sudah mulai berhenti untuk bekerjasama dengan azizah sendiri.
Cancel culture dapat dijuluki sebagai sanksi sosial dan memiliki dampak jangka panjang pada karier seseorang. Dalam kasus Azizah Salsha dan Salim Nauderer, meskipun dia mungkin dapat kembali ke dunia hiburan, stigma dari kasus ini bisa terus membayangi citranya. Kedua pihak terlibat dalam perang opini yang seringkali disertai dengan serangan pribadi dan ujaran kebencian. Baik Azizah maupun Salim kemungkinan mengalami tekanan psikologis yang berat akibat cancel culture.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H