Pendidikanmerupakan hak setiap anak, namun tidak semua anak memiliki kesempatan yang samauntuk menuntaskan pendidikan formal. Di Indonesia, banyak anak yang terpaksaputus sekolah karena berbagai alasan, seperti masalah ekonomi, akses geografisyang sulit, atau beban tanggung jawab keluarga. Untuk mengatasi masalah ini,pemerintah menciptakan Paket Kesetaraan A, B, C sebagai solusi pendidikannon-formal yang memberikan akses bagi anak-anak yang terputus dari jalurpendidikan formal. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untukmemperoleh ijazah yang setara dengan jenjang pendidikan formal, mulai daritingkat dasar hingga menengah atas.
Pertama,Program Paket Kesetaraan yang dimulai dengan Paket A yang menawarkan solusibagi anak-anak yang putus dari pendidikan formal, khususnya di tingkat SekolahDasar (SD). Paket A didesain untuk anak-anak yang tidak bisa menyelesaikanpendidikan dasar di sekolah formal, baik karena kondisi geografis, ekonomi,atau masalah sosial lainnya. Bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil,seperti di pedesaan atau daerah perbukitan, jarak yang jauh ke sekolah formalsering menjadi kendala utama. Dengan adanya Paket A, anak-anak dapatmelanjutkan pendidikan melalui jalur non-formal yang lebih fleksibel danterjangkau, seperti di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Ijazah yangmereka dapatkan setara dengan ijazah SD, sehingga mereka memiliki kesempatanyang sama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Manfaat Paket Adapat dilihat di wilayah pegunungan, di mana jarak antar pemukiman dan sekolahbisa mencapai puluhan kilometer. Dalam kondisi ini, anak-anak sering kali tidakmemiliki akses transportasi yang memadai untuk pergi ke sekolah. Denganmenggunakan Paket A, mereka dapat mengikuti proses belajar di lingkungan yanglebih dekat dan tetap mendapatkan ijazah yang diakui secara nasional. Programini memberikan kesempatan bagi mereka untuk tetap memperoleh pendidikan dasartanpa harus pindah ke kota atau tempat yang lebih dekat dengan sekolah formal.
Kedua,setelah menyelesaikan Paket A peserta didik dapat melanjutkan ke Paket B, yangsetara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program ini tidak hanya ditujukanuntuk anak-anak yang putus sekolah di tingkat SD, tetapi juga bagi mereka yangsudah beranjak remaja dan harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Dikota-kota besar banyak anak yang bekerja sebagai pengamen, pedagang kaki lima,atau di sektor lainnya, yang membuat mereka kesulitan untuk mengikutipendidikan formal secara penuh waktu. Melalui Paket B, mereka dapat mengaturwaktu belajar di luar jam kerja, seperti di malam hari atau akhir pekan,sehingga tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus mengorbankan penghasilanmereka. Misalnya, seorang remaja yang bekerja sebagai pedagang kecil dapatbelajar di malam hari di PKBM terdekat, dan setelah lulus, ia mendapatkanijazah yang setara dengan SMP. Program ini juga sangat membantu anak-anak yangtidak memiliki akses pendidikan formal karena kondisi ekonomi. Misalnya, dilingkungan urban dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, banyak keluarga yanglebih mementingkan anak-anak mereka untuk bekerja daripada melanjutkan sekolah.Dengan Paket B, anak-anak ini tidak harus memilih antara pendidikan danpekerjaan, karena program ini memberikan fleksibilitas waktu belajar yangsesuai dengan kondisi mereka. Ini memberikan mereka harapan untuk mendapatkanijazah formal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikanke jenjang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja yang lebih baik.
Ketiga,setelah menyelesaikan Paket B, siswa dapat melanjutkan ke Paket C, yang setaradengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program ini memberikankesempatan bagi mereka yang sudah beranjak dewasa namun belum menyelesaikanpendidikan SMA untuk mendapatkan ijazah setara SMA. Banyak remaja dan bahkandewasa muda yang terpaksa putus sekolah di jenjang SMA karena berbagai alasan,seperti tekanan ekonomi, tanggung jawab keluarga, atau situasi pribadi lainnya.Sebagai contoh, seorang anak buruh tani yang harus berhenti sekolah di kelas 2SMA karena membantu orang tuanya di ladang agar dapat kembali melanjutkanpendidikan. Melalui program Paket C ini dapat memberikan fleksibilitas yangmemungkinkan mereka belajar sambil tetap bekerja atau menjalankan tanggungjawab keluarga. Keberhasilan Paket C terlihat dari banyaknya peserta didik yangsetelah lulus, berhasil melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataumendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Misalnya, seorang peserta didik yangmenyelesaikan Paket C berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah diperguruan tinggi negeri. Hal ini membuktikan bahwa ijazah dari Paket Kesetaraantidak hanya diakui secara nasional, tetapi juga memberikan kesempatan yang samaseperti ijazah sekolah formal. Paket C tidak hanya memberikan kesempatan kepadaanak-anak putus sekolah untuk menyelesaikan pendidikan mereka, tetapi jugamembuka pintu untuk masa depan yang lebih baik melalui akses ke pendidikanlebih tinggi atau lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Selainmenyediakan akses pendidikan bagi anak-anak putus sekolah, Program PaketKesetaraan juga memanfaatkan teknologi sebagai alat penting untuk memperluasjangkauan pendidikan. Inisiatif ini selaras dengan perkembangan zaman, di manateknologi informasi dan komunikasi memainkan peran yang semakin besar dalammendukung proses pembelajaran. Pemerintah menyadari bahwa di era digital ini,teknologi dapat menjadi jembatan bagi mereka yang sulit menjangkau pendidikanformal, terutama di daerah-daerah terpencil atau dengan akses infrastrukturpendidikan yang minim. Melalui platform e-learning, peserta didik dapat belajarsecara daring dari mana saja dan kapan saja, memberikan fleksibilitas yangsangat dibutuhkan bagi mereka yang memiliki kendala geografis atau ekonomi. Dimana akses ke sekolah formal sangat terbatas karena jarak dan keterbatasantransportasi, program ini menjadi solusi yang sangat dibutuhkan. Anak-anak yangtinggal jauh dari sekolah formal dapat mengikuti pelajaran melalui perangkatelektronik seperti ponsel atau komputer. Mereka tidak perlu berpergian jauhsetiap hari, yang sering kali memakan waktu berjam-jam, dan dapat belajardengan jadwal yang lebih fleksibel. Hal ini juga memberikan peluang bagianak-anak untuk tetap menjalankan tanggung jawab keluarga, seperti membantuorang tua di ladang atau mengurus rumah, sambil tetap melanjutkan pendidikanmereka.
Takhanya itu, program ini juga menunjukkan perhatian yang besar terhadap kelompokyang lebih rentan, seperti anak-anak berkebutuhan khusus. Pemerintah memastikanbahwa program ini inklusif dengan menyediakan kurikulum yang disesuaikan danmetode pembelajaran yang mendukung anak-anak dengan keterbatasan fisik ataumental. Anak-anak dengan berbagai kondisi seperti autisme, disabilitas fisik,atau gangguan belajar lainnya dapat berpartisipasi dalam pendidikan melaluiPaket Kesetaraan tanpa merasa terbebani oleh tekanan pendidikan formal yangterkadang tidak dapat mengakomodasi kebutuhan khusus mereka. Sebagai contoh,seorang anak autis yang awalnya kesulitan mengikuti pendidikan formal berhasilmenyelesaikan Paket C dengan dukungan dari tutor khusus yang terlatih dalammengajar anak-anak baik dalam bentuk tutor individu maupun kelompok belajaryang disesuaikan dengan kondisi mereka. Misalnya, anak-anak tunanetramendapatkan materi dalam bentuk braille atau audio, sementara anak-anak dengandisabilitas fisik dapat mengakses pembelajaran melalui perangkat teknologi yangtelah disesuaikan. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya berfokuspada aspek akademik, tetapi juga memperhatikan pengembangan keterampilan sosialdan kemandirian mereka. Selain itu, keterlibatan orang tua dan komunitas jugamenjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan anak-anak berkebutuhankhusus dalam program ini, di mana tutor sering kali bekerja sama dengankeluarga untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Kesimpulandari pembahasan mengenai Program Paket Kesetaraan menunjukkan bahwa inisiatifini merupakan langkah penting untuk memberikan akses pendidikan kepadaanak-anak yang terputus dari jalur pendidikan formal. Melalui Paket A, B, danC, anak-anak yang menghadapi berbagai kendala, baik geografis maupun ekonomi,memiliki kesempatan untuk memperoleh ijazah setara dengan pendidikan formal.Selain fleksibilitas dalam waktu belajar, program ini juga memanfaatkanteknologi untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil. Dengan perhatiankhusus terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, program ini menekankanpentingnya inklusi dalam pendidikan. Secara keseluruhan, Program PaketKesetaraan tidak hanya membantu individu mencapai pendidikan yang lebih baik,tetapi juga berkontribusi pada pengembangan masyarakat yang lebih sejahtera danberpendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H