Aku mulai bercocok tanam semenjak Ibu tiada.
Aneh rasanya
Sewaktu ada Ibu sebenarnya aku sudah mencobanya, tapi burujung layu dan tak terurus.
Tapi, aku memberanikan diri untuk kembali mencobanya. Biasanya aku hanya membantu Ibu bercocok tanam, mulai dari persiapan media tanamnya, memilih pupuknya, memilih bibitnya, sedangkan sang eksekutor yaa tetap Ibu....
Ibu tahu? Semua hal itu, aku persiapkan sendiri sekarang. Aku yakin Ibu pasti tersenyum di sana.
Oh iya, Ibu pasti meminta Tuhan untuk mempermudahkanku ketika bercocok tanam ya, bu? Soalnya, the magic happens, Bu. Tanamannya tumbuh subur, bahkan panen beberapa kali.
Seraya aku tidak percaya pada tangan yang belum sempat membahagiakan Ibu sepenuhnya ini lho, Bu. Terima kasih yaa, Bu. Lainkali mampir tengok kebun rumah yaa, jangan lupa beri sinyal lewat mimpiku, agar aku bisa bercengkerama dengan tumbuhan menghabiskan waktu di situ. Layaknya yang Ibu lakukan dahulu. Ingat kan, Bu? Bahkan Ibu menghabiskan waktu sore Ibu di kebun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H