Gen Z, yang lahir tahun 1997-2012, adalah generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi, terutama internet dan perangkat digital. Mereka sangat terbiasa dengan media sosial dan perangkat mobile seperti smartphone, yang memengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia.
Ciri khas gen z adalah pandangan inklusif terhadap keberagaman dan kepedulian terhadap isu-isu sosial seperti perubahan iklim dan kesetaraan gender. Mereka lebih aktif dalam mendukung gerakan sosial dan memperjuangkan keadilan. Selain itu, gen z cenderung pragmatis, mandiri, dan lebih fokus pada keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Kesehatan mental sangat penting untuk kualitas hidup seseorang. Ketika sehat mentalnya, seseorang dapat mengelola stres, berpikir jernih, dan membuat keputusan yang tepat, yang mendukung kehidupan yang produktif dan bahagia.
Sebaliknya, masalah mental seperti kecemasan atau depresi dapat memengaruhi kesehatan fisik, hubungan, dan kinerja kerja. Kesehatan mental yang baik juga memperbaiki interaksi sosial, mengelola konflik dengan konstruktif, dan meningkatkan produktivitas. Merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, karena keduanya saling terkait.
Oleh karena itu, perhatian pada kesehatan mental sangat penting untuk kehidupan yang seimbang dan bahagia.
Apakah generasi z sulit mengatakan tidak?
Dari 50 responden yang telah disurvei, generasi z lebih sering mengatakan "ya" daripada "tidak". Berikut beberapa alasan mengapa generasi z merasa kesulitan untuk mengatakan "tidak":
Takut Kehilangan Hubungan
Banyak generasi z merasa takut hubungan mereka terganggu jika mengatakan "tidak" karena mereka sangat menghargai hubungan sosial dan ingin diterima dalam kelompok sosial, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja. Mereka khawatir menolak permintaan akan membuat mereka terlihat egois atau tidak mendukung, yang bisa merusak ikatan emosional.
Selain itu, generasi z tumbuh di era media sosial, di mana citra dan hubungan online sangat penting. Mereka berusaha menjaga hubungan baik dengan banyak orang, sehingga menolak permintaan bisa dianggap mengancam hubungan tersebut. Karena takut dianggap buruk atau dijauhi, mereka cenderung menghindari konflik dengan selalu berkata "ya", meskipun itu mengorbankan kebutuhan pribadi mereka.
Merasa Tidak Enak Hati