Multikrisis,dulu hingga sekarang.
Oleh INTAN KUNTANSIH
Apa yang sedang terjadi di negeri ini sekarang, tentu sangat kompleks, bahkan sulit diprediksi dari waktu ke waktu. Berawal dari krisis moneter Juli 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, lalu dampaknya terus berkembang hingga bekepanjangan seperti sekarang. Krisis politik yang ditandai oleh pertarungan kelompok reformasi dan status quo justru melingkupi situasi multikrisis ini ( Prof. Dr Selo Soemarjan). Secara Konseptual, setidaknya ada tiga cara yang dapat memperbaiki bangsa ini dari berbagai krisis yang terjadi. Mulai dari krisis pemimpin, politik ekonomi.
Pertama, Pancasila merupakan dasar negara republic negara ini, secara otomatis segala kewenanangan dan berbagai kebijakan ataupun berbagai peraturan perundang-undangan haruslah berlandaskan Pancasila. Permasalahan yang terjadi sejak awal kemerdekaan hingga reformasi saat ini adalah pancasila semakin jauh diresapi dalam berbagai bentuk tindakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara . intinya adalah bagaimana dalam setiap pelaku kekuasaan dalam negara mampu menempatkan nilai-nilai pancasila sebagai dasar dan landasan dalam setiap proses produksi berbagai kebijakan negara.terdapat
17 agustus 1945 tepat ketika proklamasi dikumandangkan oleh Ir. Soekarno, mulailah Indonesia merdeka secara yuridis sejak saat itu, kobaran semangat merdeka dan nasionalis semakin kuat dikumandangkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Melalui sidang BPUPKI 28 Mei-1 Juni 1945 mulailah perumusan mengenai dasar negara yaitu Pancasila, yang anggotanya terdiri dari Mr. Muh. Yamin, Mr. Supomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Berbagai rumusan Pancasila mulai dari Mr. Muh. Yamin hingga Ir. Soekarno dengan Trisilanya (Sosio Nasionalis, sosio demokrasi, Ketuhanan), jelas ketika saat itu yang kemudian dilanjutkan dengan sidang BPUPKI 10 Juli 1945 , yang ketika itu Ir. Soekarno diminta untuk memberi penjelasan terkait dengan usulannya, namun kemudian sampailah pada kesepakatan tentang pembentukan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Sejak tahun 1945 hingga sekarang yang terjadi yaitu ketidakstabilan keadaan negara, dari segi ekonomi, politik, adat, agama, budaya hingga masalah sosial-sosial lainnya. Berbagai sistem yang dihadirkan oleh para pendiri negarapun tidak digunakan hal itu jelas terjadi karena saat ini banyak para penguasa ataupun elit politik yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok. Melalui penerapan terhadap nilai-nilai Pancasila lah maka krisis yang terjadi dapat diselesaikan.
Miskin Pemimpin ideal
Indonesia saat ini sangat membutuhkan sosok pemimpin yang ideal untuk memeperbaiki negara yang kaya akan krisis ini. pemimpin yang dibutuhkan yaitu pemimpin yang mampu mengangkat kewibawaan pemerintah , terutama dalam bidang politik. Demokratisasi harus terus berjalan guna mencapai demokrasi yang sesungguhnya, bukan demokrasi jadi-jadian. Para kaum pemuda sudah saatnya mengambil alih kepemimpinan untuk bangsa ini, tentunya pemuda yang mampu memaknai demokrasi, melalaui pendidikan merupakan cara yang paling utama untuk menghasilkan sosok pemimpin yang ideal. Pendidikan merupakan modal awal unruk mencapai hal tersebut. pendidikan yang ideal tentunya, tidak hanya memikirkan tentang kuantitas namun juga kulalitas. Yang terjadi saat ini yaitu, ketika pergantian kekuasaan maka berganti pula sistemnya, seperti kurikulum, dsb. Padahal yang dibutuhkan yaitu bukan semakin banyak sekolah ataupun kurikulum namun, yaitu kulitasnya. Sehingga para penerus bangsa dapat menghayati pesoalan demokrasi yang sesungguhnya.
Krisis Politik
Saat ini yang terjadi yaitu diantaranya krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Ada sebab, maka ada akibat. Ya, penyebabnya adalah banyak para elit poltik yang menjadi penguasa hanya mementingkan kepentingan sendiri dan golingan, berbagai pengambilan keputusan dan kebijakan hanya merugikan rakyat, padahal rakyat lah yang memegang kedaulatan tertinggi di republic ini. berbagai tindakan melanggar hukum, seperti KKN sangatlah memepengaruhi rakyat Indonesia dalam memandang para penguasa yang mereka telah pilih sebelumnya. Sehingga tidak heran jika banyak rakyat yang melakukan tindakan separatis seperti yang terjadi di Aceh, Papua, dan Ambon. Ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap keutuhan bangsa ini, sehingga tidak memungkinkan akan terjadi abnayklagi perpecahan. Hal tersebut dapat teratasi apabila, para penguasa yang mewakili rakyat disana mampu memberikan berbagai kebijakan yang mendukung keadaan rakyat, seperti masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, dsb. Yang terjadi apabila hal tersebut tercapai maka terbentuklah suatu masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kembali ke Pancasila
Pancasila harus benar-benar dijadikan sebagai pegangan dalam berbagai penyelesaian(problem solved) konflik ataupun krisis yang terjadi. The Founding fathers yang telah merumuskan dasar negara dengan berbagai pemikiran yang jeniusnya, bukanlah merupakan hasil yang sia-sia. Ketika berbagai krisis yang melanda negeri ini maka hanya kembali ke pancasila lah sebagai obat dlam penanganan penyakit dalam suatu negara tersebut. penghayatan nilai-nilai pancasila harus benar-benar diterpkan dalam setiap individu masyarakat bangsa ini, aparatur negara dan seluruh elemn negara harus mampu menempatkan pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Melalui pendidikan yang berkualitas akan dapat lebih meresapi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila Pancasila, tidak hanya secara verbal, namun mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demokratisasi akan berjalan lancer dan cita-cita bangsa ini seperti yang tertuang dalam UUD 1945 alinea IV akan secara perlahan-lahan tercapai. Demokrasi akan dapat dipahami dengan arti yang sesungguhnya sehingga terbentuklah Negara Indonesia yang adil, makmur, religus dan sejahtera. Indonesia tidak bisa menjadi seperti ini secara terus-menerus, menjadi Indonesia baru dan harus berprestasi dalam semua bidang,bukan menjadi bulan-bulanan negara lain.
INTAN KUNTANSIH
20 Agustus 2011 Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H