PENDAHULUAN
Di era yang semakin berkembang saat ini, tantangan yang dihadapi semakin besar terutama dalam penyedia layanan aplikasi mobile banking. Penggunaan aplikasi mobile banking telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari, aplikasi ini memungkinkan setiap pengguna melakukan transaksi dengan mudah kapan saja dan dimana saja. Namun, adanya aplikasi ini membawa resiko yang signifikan terhadap keamanan data dan privasi pengguna. Dalam konteks ini, analisis keamanan aplikasi banking di mobile device mejadi sengat penting untuk melindungi data pribadi dan informasi sensitif. Berdasarkan penelitian, banyak pengguna yang masih kurang sadar penting nya perlindungan terkait data pribadi. Data menunjukan bahwa sekitar 91% responden menggunakan aplikasi mobile banking, namun tidak semua dari mereka memahami resiko yang dapat terjadi dengan penggunaan layanan ini. Mobile banking, atau lebih dikenal M-banking adalah sebuah layanan perbankan yang menggunakan perangkat seluler, seperti telepon genggam. Bank yang menawarkan layanan ini memungkinkan untuk melakukan transaksi perbankan dengan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan. Layanan perbankan melalui ponsel mempermudah klien untuk melakukan transaksi seperti pengecekan saldo dan transfer rekening, dll. Berdasarkan survei Populix 2022 10 aplikasi mobile banking yang paling populer di Indonesia adalah 50% dari orang yang menggunakan BCA Mobile, 25% menggunakan Brimo, 24% menggunakan Livin' Mandiri, dan BNI Mobile menempati urutan keempat. Bank with 22% users followed by BSI 10%, CIMB Niaga has Octo Mobile and Permata Mobile 10%, BTN Mobile Banking 9%, BJB Bank DIGI and D-Mobile. Bank Danamon 2%. Dan sejauh ini setiap bank telah meningkatkan layanan mobile banking-nya untuk memudahkan pelanggan melakukan pembayaran. Beberapa alasan nasabah menggunakan mobile banking untuk aktivitas keuangannya di era digital termasuk kepraktisan (78%), efisiensi waktu (90%), kemudahan penggunaan (66%), kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan (86%), dan berbagai kemudahan lainnya. 63% dari responden mengatakan bahwa mereka lebih menyukai produk yang memiliki lebih banyak fungsi, sementara 57% menyukai produk yang terintegrasi dengan toko online. Sebanyak 35% responden menginginkan produk yang terintegrasi dengan e-wallet, sementara 52% mengutamakan kenyamanan produk tersebut. (Lubis & Lukman, 2023) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru melalui cybercrime. Dalam layanan mobile banking, data pribadi dapat dicuri jika ponsel nasabah dimanfaatkan orang lain karena dipinjam, dicuri, atau hilang. Ancaman juga dapat timbul di dunia digital atau yang lebih sering disebut dengan cybercrime. Beberapa kasus kejahatan siber berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan di media sosial dan internet dan sedikit banyak terbukti merugikan keamanan nasional. Selain keamanan dan kerahasiaan, tujuan utama sistem mobile banking yang dibuat dan digunakan oleh nasabah bank saat menggunakan mobile banking adalah kesederhanaan dan kenyamanan perbankan. Keamanan data merupakan aspek yang sangat penting dalam aplikasi mobile banking. Informasi yang dikumpulkan oleh aplikasi mobile banking, seperti data pribadi, nomor rekening, dan informasi keuangan, sangatlah sensitif dan dapat digunakan oleh pihak luar untuk melakukan kejahatan keuangan. Oleh karena itu, aplikasi mobile banking harus memiliki sistem keamanan yang kuat dan efektif untuk melindungi informasi pengguna. (Arum et al., 2022) Saat menganalisis keamanan data aplikasi seluler tertentu, akan mempertimbangkan beberapa faktor yang memengaruhi keamanan data, seperti sistem autentikasi, sistem enkripsi, dan sistem deteksi ancaman. Kami juga membahas beberapa metode untuk meningkatkan keamanan aplikasi mobile banking, seperti teknologi blockchain, keamanan dua faktor, dan pengujian keamanan rutin. Dengan demikian, analisis ini bertujuan untuk memahami bagaimana aplikasi tersebut berfungsi. mobile banking dapat terlindungi dari serangan cyber dan keamanan data serta bagaimana cara melindungi informasi yang dikumpulkan oleh aplikasi dengan benar. Dengan cara ini, aplikasi mobile banking dapat menjadi lebih aman dan andal bagi pengguna serta meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi tersebut. (Rahmahdhani et al., 2023)
METODE PENELITIAN
Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif, tujuan dari metode kualitatif ini adalah untuk memahami cara pandang suatu masyarakat atau individu terhadap suatu permasalahan tertentu. Peneliti perlu memiliki pemahaman yang memadai tentang topik penelitian dan kemampuan untuk mendapatkan informasi yang relevan, membatasi asumsi, serta menulis dengan persuasif agar pembaca dapat merasakan hal yang sama. Dimana penulis mengumpulkan informasi “Analisis keamanan aplikasi banking di mobile device”. Semua artikel yang digunakan berasal dari majalah-majalah ternama, yang misalnya memiliki informasi mesin pencari berdasarkan abjad. Google Scholar, web dan Mendeley Electronics digunakan secara induktif untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut.
HASIL dan PEMBAHASAN
Keamanan informasi dan data adalah tindakan yang diambil dengan bantuan peraturan dan teknologi untuk melindungi informasi dari kehilangan, perubahan, dan penyebaran yang disengaja atau tidak disengaja. Keamanan data melibatkan mengetahui data apa yang Anda miliki dan di mana lokasinya, serta mengidentifikasi risiko data. Tujuan dari keamanan data adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan material, mengurangi resiko penyalahgunaan data dan mengurangi kemungkinan terjadinya kejahatan. Keamanan data sangat penting karena pencurian data meningkat secara signifikan. Keamanan data membantu mencegah penggunaan data yang tidak sah, mengidentifikasi dan mengurangi risiko data, dan memahami konteks aktivitas pengguna dan data. (Mukhtisar et al., 2021)
Mobile Banking Development
Pada tahun 1995, Excelcom memperkenalkan layanan mobile banking (M-Banking) untuk pertama kalinya. Dengan beragam jawaban. Hampir semua bank sekarang ingin meraih kepercayaan dari setiap pelanggan mereka sebelum mulai m-banking. And one way to do this is by utilizing technology. Menurut data survei MARS Indonesia tahun 2012, di lima kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan), jumlah pelanggan yang menyadari layanan mobile perbankan meningkat drastis menjadi 40,4 persen. Atau naik sebesar 24,9% dari tahun 2008 yang hanya mencakup 35,5% dari 1.710 nasabah yang disurvei, separuhnya mengakui familiar dengan layanan mobile banking. Model Keamanan data online mobile banking Model yang saat ini diperkenalkan dalam sistem perbankan online dirancang dengan beberapa lapisan keamanan informasi, terdiri dari berbagai solusi dan mekanisme paralel. Tujuannya adalah untuk melindungi aplikasi perbankan dan data pelanggan serta menyediakan identifikasi, otentikasi, dan otorisasi. Keamanan informasi online perbankan melibatkan:
1. Sertifikat digital Sertifikat digital dipergunakan untuk memvalidasi atau mengakui keabsahan antara pengguna dan sistem perbankan yang bersangkutan. Keabsahan otentikasi ini tergantung pada PKI dan CA yang diberi kepercayaan untuk menyertifikasi sertifikat digital.
2. Kartu kata sandi satu kali: Kartu kata sandi satu kali merupakan alternatif yang lebih terjangkau untuk menciptakan kata sandi dinamis dan juga menawarkan verifikasi kedua. Di beberapa sistem perbankan, kata sandi yang dihasilkan oleh kartu OTP (One Time Password) dapat digunakan beberapa kali sebelum dihancurkan, sehingga rentan terhadap serangan keamanan sementara.
3. Perlindungan browser Pengguna browser terlindungi dari malware dengan memonitor ruang memori yang digunakan oleh browser untuk mendeteksi dan mencegah malware serta menghindari pencurian informasi sensitif seperti nama pengguna. Kata sandi. 4. Keyboard virtual: Keyboard virtual dikembangkan untuk mencegah penggunaan keyboard (perekaman data yang dimasukkan ke dalam perangkat lunak). Alat ini biasanya merupakan perangkat lunak berbasis Java yang mendukung berbagai browser web.